SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur opitimistis bisa meraih piala Adipura Kencana untuk Kota Sampit sebagai Kota Kecil Terbersih tahun 2015 ini. Dengan waktu tersisa, Pemerintah daerah yakin bisa meningkatkan perolehan nilai untuk mencapai prestasi tersebut.
Saat penilaian tahap pertama atau P1 belum lama ini, Sampit yang memperoleh nilai 75,66 poin menduduki peringkat kedua setelah Pangkalan Bun untuk wilayah Provinsi Kalimantan Tengah dan peringkat ketiga di tingkat regional Kalimantan.
Kotim optimistis akan memperolah nilai maksimal dan mampu mengalahkan Pangkalan Bun. Segenap elemen akan dikerahkan untuk membantu meningkatkan kebersihan di Sampit.
Sekretaris Daerah Kotim, Putu Sudarsana saat ekspose hasil Pemantauan P1 dan Persiapan P2 Program Adipura menuju Adipura Kencana di lantai II Kantor Badan Lingkungan Hidup, Kamis (9/4), meminta kekompakan dan sinergisitas semua SKPD dan masyarakat untuk menjaga lingkungan serta dalam pengelolaan sampah.
Selain itu, Putu juga meyakini bahwa Kotim mampu kembali meraih Adipura bahkan meningkat pada kategori Adipura Kencana. Dia memotivasi semua pihak bahwa target itu bukan mustahil untuk dicapai.
“Kita tetap optimis bahwa Kotim dapat mempertahankan Adipura tahun ini. Kita hanya perlu kekompakan semua pihak,” tegasnya.
Ditambahkan, jika melihat perbedaan P2 tahun 2014 dan P1 tahun 2015, memang mengalami penurunan akibat menurunnya kebersihan di kantor, sekolah, pasar, bahkan tempat layanan publik. Namun di sisi lain, juga dibarengi dengan peningkatannya.
“Menurut saya, kelemahan kita hanya pada komposing. Kita perlu sosialisasikan kepada masyarakat agar bisa membuang dan memilah sampah organik dan non organik sesuai tempatnya. Sehingga nilai kita untuk P2 nanti bisa lebih bagus,” ungkapnya.
Kepala BLH Kotim, Suparman mengatakan, penekanan kebersihan saat ini akan difokuskan pada pemukiman penduduk, pasar, pertokoan, perkantoran, sekolah, rumah sakit/puskesmas, hutan kota, taman kota, terminal/pelabuhan, serta sungai/danau.
Hanya saja, lanjutnya, hal yang harus dimiliki setiap titik penilaian adalah fasilitas pengelolaan sampah (tempat sampah), khususnya pemilahan sampah organik dan non organik, yang dibuang pada tong sampah yang berbeda.
Selain itu, belum maksimalnya pengelolaan sampah, serta Kotim masih belum memiliki jembatan timbang untuk mengukur kouta sampah setiap hari. Padahal, katanya, nilai yang paling tinggi pada penilaian Adipura terdapat pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yakni 11 point. Untuk itu, perlu penguatan sarana untuk pengelolaan sampah di Kotim.
“Dinas terkait Dispertasih sudah melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarana pengelolaan sampah di TPA. Jadi intinya mari kita bersama-sama kompak membangun Kotim dengan tidak membuang sampah sembarangan dan bisa memilah serta mengelola sampah supaya Kotim terus bersih, sehat, dan hijau,” pungkasnya. (raf/090415/beritasampit.com)