SAMPIT – Bangunan berlantai dua di areal Ikon Kota Sampit “Patung Jelawat” sudah rampung dan siap difungsikan. Bangunan yang rencananya dijadikan pusat kuliner tersebut diharapkan menambah daya tarik bagi pengunjung yang datang berwisata ke Ikon Kota Sampit tersebut.
Bangunan yang berada di bantaran Sungai Mentaya tersebut sangat strategis dan memberikan suasana berbeda bagi pengunjung. Sambil menikmati berbagai makanan yang nantinya dijual pedagang, pengunjung juga bisa menikmati pemandangan patung ikan jelawat dan aktivitas masyarakat di Sungai Mentaya.
Informasi yang didapat beritasampit.com pertokoan dengan ciri khas bangunan terdapat kubah di atasnya itu akan digunakan setelah ada serah terima dari Dinas Pekerjaan Umum selaku pelaksana kepada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelola Pasar Kotim, selaku instansi yang diberi tanggung jawab mengelola objek Ikon Kota Sampit.
Kepala Bidang Penataan, Kebersihan, dan Keamanan pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pengelola Pasar Kotim, Zulhaidir menjelaskan, pihaknya menunggu penyerahan dari Dinas Pekerjaan Umum Kotim. “Semua tergantung pihak PU hingga selesai masa pemeliharaannya,” kata Zulhaidir, Kamis (4/6/2015).
Dijelaskannya, masa pemeliharaan selama tiga bulan, kemudian Dinas Pekerjaan Umum menyerahkan kepada Bupati Kotim. Selanjutnya, Bupati akan menyerahkan kepada dinas yang diberi tanggung jawab untuk mengelolanya. “Jika nanti diserahkan ke Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar maka kami siap mengelola pertokoan tersebut,” kata Zulhaidir.
Selama ini pedagang yang berada di dermaga itu berjumlah 60 pedagang sementara kios yang ada berjumlah 40 kios. Mereka sejak awal sudah menggunakan lokasi itu dengan izin hak pakai selama 15 tahun.
Tujuan awal pembangunan pertokoan itu memang diperuntukan pada program pariwisata, akan tetapi hal tersebut akan sedikit sulit, mengingat pedagang asli di tempat itu sudah lebih dahulu menjual berbagai barang seperti klontongan, sembako dan yang lainnya. Mereka sudah mempunyai pangsa pasar yang cukup baik terutama pelanggan dari desa-desa yang menggunakan jalur sungai.
“Pedagang yang menjual makanan berat akan dipindahkan di pasar di samping PPM (pujasera) itu. Rencananya nanti ada kompensasinya untuk mereka mungkin diganti dengan renovasi. Selama ini mereka hanya berdagang siang hari saja, tetapi harapan kami mereka dapat berjualan sampai malam,” pungkasnya. (ris/040615/beritasampit.com)