PALANGKA RAYA – Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kalimantan Tengah Tute Lelo menyebut prediksi BMKG yang menyebut indonesia sedang dilanda iklim El nino, sama sekali tidak mempengaruhi hasil produksi padi di provinsi ini.
Sampai sekarang belum ada laporan dari Kabupaten/Kota se-Kalteng lahan pertanian padi mengalami kekeringan dan menyebabkan terjadinya gagal panen, katanya di Palangka Raya, Jumat (7/8/2015).
“Lahan pertanian padi di Kalteng kan mengandalkan pasang surut sungai untuk mengairinya. Bahkan, sebagian petani ada yang telah selesai memanen hasil pertaniannya. Jadi, tidak ada pengaruhnya iklim El Nino,” ucapnya.
Sentral pertanian padi di provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai” ini berada di Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Timur, Gunung Mas, Kotawaringin Timur dan Katingan yang semuanya berada di wilayah pasang surut.
Tute mengatakan, apabila sungai surut dan tidak mengaliri lahan pertanian, maka langsung dilakukan pompanisasi. Sebab, Dispertanak Provinsi telah menyusun antisipasi dan memfasilitasi wilayah sentra produksi padi agar dilakukan pengadaan mesin pompa..
“Kabupaten/kota dalam mengadakan mesin pompa kan juga dibantu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Ini yang membuat produksi padi Kalteng tidak mengalami gangguan disaat musim kemarau,” ujarnya.
Dia mengaku dampak El Nino justru terjadi pada tanaman holtikultura yang berada di dataran tinggi. Namun, permasalahan tersebut tidak merugikan petani karena juga telah diberikan mesin pompa air.
Menurut dia, permasalahan petani holtikultura telah teratasi dan tetap menjadi perhatian bahkan terus dipantau Dispertanak Kalteng, agar kekeringan itu tidak menyebabkan kerugian dan tingginya harga komuditas tanaman holtikultura.
“Kalau berdasarkan prediksi BMKG kan Kalteng berbeda dengan pulau Jawa. Walaupun kemarau, tapi Kalteng masih ada hujan dengan intensitas sedang. Jadi, tidak terlalu mempengaruhi produksi pertanian Kalteng,” demikian Tute. (ant/070815/beritasampit.com)