PALANGKA RAYA – Lingkar Studi Pancasila (LSP) Kalimantan Tengah bekerjasama dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas PGRI Palangka Raya mengadakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Semangat Proklamasi untuk Aktualisasi Pancasila” bertempat di Universitas PGRI Palangka Raya, Senin (24/8/2015).
Kegiatan ini diikuti puluhan mahasiswa Universitas PGRI Palangka Raya dan menghadirkan narasumber akademisi dari Universitas PGRI Palangka Raya, Sriyana, S.Sos., M.Si.
Dalam kegiatan tersebut, Sriyana, S.Sos, M.Si mempaparkan, tantangan kehidupan kebangsaan Indonesia yaitu tantangan eksternal, berupa arus gelombang globalisasi dan pertarungan ideologi melalui media massa. Tantangan internal yang bersumber dari keragaman kebudayaan, suku, agama dan ras serta melemahnya penghayatan terhadap nilai-nilai pancasila.
Sriyana juga menyampaikan bahwa potensi yang merusak kehidupan berbangsa adalah primordialisme atau membanggakan rasa kesukuan secara berlebihan, radikalisme, liberal yakni pemikiran dan sikap hidup yang bebas dan individual maupun sektarian beragama yang tidak toleran dan ketidakadilan sosial di segala bidang kehidupan, utamanya ekonomi dan hukum.
Sehingga untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut maka pentingnya merevitalisasi 5 prinsip dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu pertama nilai ketuhanan bangsa yang religius.
Kedua, nilai kemanusiaan; mengakui harkat dan martabat manusia secara berkeadilan dan beradab. Ketiga, nilai persatuan; perbedaan yang menyatukan. Keempat, nilai kerakyatan; demokrasi kerakyatan dengan hikmat dan kebijaksanaan. Kelima, nilai keadilan sosial; pemenuhan rasa keadilan bagi rakyat Indonesia dalam berbagai bidang kehidupan.
Arti penting sila-sila Pancasila yaitu sila 1 dan 2 sebagai moral negara, sila 3 sebagai dasar negara, sila 4 sebagai sistem negara dan sila 5 sebagai tujuan negara. Pancasila harus menjadi “koridor” kehidupan kebangsaan dan serta menjadi pentunjuk hidup warga negara menuju daya saing bangsa.
Presiden BEM UPP, Suharno mengatakan, semangat proklamasi tidak hanya diucapkan tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan nyata agar pancasila tidak tinggal nama dan sebagai generasi muda kita wajib menjadi contoh untuk generasi selanjutnya dan bisa menciptakan iklim yang sejuk di dalam perpolitikan Indonesia.
Sementara itu Ketua LSP Kalteng, Hendra Kurniawan menilai dengan semangat proklamasi mari kita mulai mengaktualisasikan Pancasila. Pancasila tidak akan memiliki makna dan terasa keberadaannya tanpa pengamalan.
“Pancasila bukan hanya sekedar simbol persatuan dan kebanggaan bangsa. Tetapi Pancasila adalah acuan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Selayaknya kita wajib mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,” katanya. (ist/280815/beritasampit.com)