KUALA PEMBUANG – Warga Kuala Pembuang, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah terpaksa harus kembali mengkonsumsi air asin yang terkontaminasi air laut untuk kebutuhan sehari-hari.
“Setiap tahun pada musim kemarau, air yang disalurkan dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terasa asin,” kata Hendry (27), warga Jalan DI Panjaitan di Kuala Pembuang, Senin (7/9/2015).
Meski demikian, pelanggan PDAM tetap memanfaatkan air tersebut untuk keperluan memasak, mencuci dan mandi, sedangkan untuk keperluan air minum mereka terpaksa harus membeli air isi ulang dalam kemasan.
“Air PDAM itu masih kita gunakan untuk mencuci beras, mencuci pakaian, tapi kalau untuk minum kita beli air galon saja,” katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PDAM Tirta Dharma Kuala Pembuang Argiansyah mengatakan, penurunan kualitas air dari PDAM sudah terjadi sejak sebulan terakhir. “Hampir satu bulan terakhir air yang kita suplay tidak sempurna dan terasa asin,” katanya.
Ia menjelaskan, kondisi seperti ini sering terjadi bila musim kemarau panjang tiba, karena debit air sungai yang berkurang membuat air laut masuk hingga ke Sungai Seruyan. Akibatnya tidak hanya sumur milik warga airnya berubah asin, tapi juga PDAM yang mengambil bahan baku air dari sungai tersebut.
“Karena itu, pelanggan kita minta untuk memaklumi kondisi yang sedang terjadi, karena diolah bagaimanapun air akan tetap asin,” katanya.
Ia menambahkan, selama musim kemarau PDAM Kuala Pembuang juga hanya dapat beroperasi selama 15 jam dalam sehari, hal ini disebabkan berkurangnya pasokan bahan baku yang akan disalurkan kepada ribuan pelanggan PDAM.
“Karena itu kita masih berupaya untuk menyelesaikan instalasi air baku di sodetan Tanjung Paring Kecamatan Seruyan Hilir agar dapat dioperasionalkan 2016 mendatang, sehingga kita tidak kekurangan bahan baku dan terbebas dari air asin pada saat musim kemarau,” katanya.(ant/070915/beritasampit.com)