PALANGKA RAYA – Badan Pusat Statistik Kalimantan Tengah mencatat angka kemiskinan di provinsi setempat per Maret 2015 berkisar 147.700 orang atau berkurang 1.125 orang dibandingkan September 2014 yang mencapai 148.825 orang.
Walau terjadi pengurangan namun belum dapat dikategorikan masyarakat ekonomi menengah dan tetap rentan penduduk miskin, kata Kepala BPS Kalteng Sukardi di Palangka Raya, Selasa (15/9/2015).
Pengeluaran per kapita per bulan kategori penduduk miskin itu Rp349.727. Jadi, 1.125 orang itu sedikit lebih tinggi pengeluarannya. Itu kenapa belum dapat dikategorikan ekonomi menengah.
Berdasarkan data BPS Kalteng, selama periode September 2014 penduduk miskin di daerah perkotaan berkisar 39.452, atau bertambah 1.871 orang pada Maret 2015 yang telah mencapai 41.323 orang.
Sukardi mengatakan untuk jumlah penduduk miskin di pedesaan Kalteng justru mengalami penurunan 2.996 orang. Di mana penduduk miskin pedesaan pada September 2014 mencapai 109.373 orang menjadi 106.377 orang di bulan Maret 2015
“Tapi pengeluaran garis kemiskinan pada Maret 2015 sebesar Rp349.727 per kapita per bulan mengalami kenaikan dari September 2014 yang hanya Rp330.869,” katanya.
Kepala BPS Kalteng menyebut peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan masih jauh lebih besar dibandingkan biaya perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
Dia mengatakan pada Maret 2015 sumbangan garis kemiskinan terhadap makanan mencapai 80,49 persen, dan tidak jauh berbeda jika dibandingan September 2014 yang juga mencapai 81,02 persen.
Kalau dibandingkan antar provinsi di Pulau Kalimantan per Maret 2015, angka penduduk miskin tertinggi ada di Provinsi Kalimantan Barat yang mencapai 8,03 persen, dan terrendah itu Kalimantan Selatan hanya 4,99 persen, demikian Sukardi. (ant/150915/beritasampit.com)