SAMPIT – Akibat seringnya pemadaman listrik di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah (Kalteng), banyak pelaku usaha merugi. Seperti yang dikeluhkan Andi (35) salah seorang penjahit di kawasan Pasar Berdikari Sampit, Selasa (03/02).
Pasalnya, pemadaman itu membuat usaha menjahit tak dapat menyelesaikan pesanan tepat waktu. Akibatnya, omzet mereka terus menurun. Sementara bagi pekerja, kondisi tersebut selain upah mereka menurun tidak sedikit mendapat komplain dari pelanggan.”Susah kalo listrik padam kaya gini, di omeli pelanggan melulu. Memang kami janji hari ini selesai, tapi gara-gara listrik padam jahitannya jadi tidak bisa selesai,” keluh Andi.
Menurut Andi, pemadaman listrik yang terjadi beberapa hari belakangan ini, sudah berdampak pada jalannya usaha yang digelutinya.
Hal senada disampaikan Latief (24), seorang penjahit di kawasan Pasar Inpres Sampit.
Latief menjelaskan, seringnya pemadaman listrik membuat omzet menurun hingga 40 persen. Selain anjloknya pendapatan dirinya pun mengeluh karena pemadaman listrik membuat kinerja usahanya menjadi terhambat akibat banyak proses pekerjaan yang tertunda.”Biasanya sehari bisa sampai lima jahitan, sekarang baru dua. Itu juga belum dipasang kancing, ya terpaksa jahit pakai tangan” jelas Latief.
Latief mengaku, tidak mengetahui kenapa pemadaman listrik terjadi lagi. Padahal belum satu bulan normal setelah terjadinya pemadaman listrik beberapa waktu lalu.”Seharusnya ada pemberitahuan dari PLN. Kalau yang kemarin katanya karena kabut asap, terus ada pemadaman lagi karena tiang SUTET ada yang roboh. Sekarang pemadaman bergilir lagi nggak tahu alasannya,” ujar Latief.
Latief berharap, seharusnya PLN bisa mengatasi masalah ini, sebab pemadaman bergilir sudah terjadi dari pertengahan tahun lalu.
Turunnya Omzet juga dikeluhkan Arif (40) pemilik usaha penjahit di kawasan Pasar Berdikari Sampit. Dirinya mengaku selama adanya pemadaman bergilir omzet usahanya turun 30%.“Karena ada pemadaman listrik kami tidak bisa menyelesaikan pesanan dengan maksimal. Jika biasanya masing-masing pekerja disini setiap harinya bias menyelesaikan empat celana atau lebih sekarang hanya dua,” kata Arif.
Dikarenakan pemadaman listrik yang tidak menentu terkadang dirinya harus lembur hingga tengah malam untuk menyelesaikan order jahitan yang belum selesai.”Sekarang kami membatasi order jahitan yang masuk. Kalau pemadamannya siang terpaksa lembur sampai malam,” ungkapnya.
Dari informasi yang dihimpun Beritasampit.com, pemadaman listrik bergilir terjadi karena adanya proses pemeliharaan atau overhaul terhadap pembangkit listrik PLTU Asam-Asam milik PT PLN (Persero) wilayah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan (Kalselteng).
Pemeliharaan pembangkit dengan kapasitas sekelas daya sekelas PLTU Asam-Asam ini biasa dilakukan setiap 8.000 jam operasi. Apabila telah beroperasi selama 8.000 jam, maka unit pembangkit tersebut harus disetop atau dilakukan pemeliharaan (overhaul).
Berdasarkan jadwal pemadaman bergilir yang telah ditetapkan PT PLN Wilayah Kalselteng, pemadaman siang hari akan dilakukan di Jalan Ahmad Yani sebagian, HM Asyad Km 1 sampai dengan Bundaran KB, Kompleks Wijaya Kesuma, Perumnas, Perumahan KPR BTN, Pepabri, Jalan Kapten Mulyono dan sekitarnya. Kemudian,Jalan S. Parman, R.A. Kartini, Cristopel Mihing, Sekabumi, Sarigading dan sekitarnya.(Jun/Beritasampit/030216).