SAMPIT –Ratusan hektare tanaman padi jenis varietas siam epang, maupun jenis ciherang di Kampung Seranggas Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur(Kotim), Kalteng, diserang hama wereng tanaman itupun menjadi layu, mengering dan mati.
Tanaman padi milik kelompok tani (Poktan) di desa itu dan sudah mengeluarkan butir padi berumur sekitar tiga bulan, diserang hama wereng dengan jumlahnya hampir ribuan bahkan jutaan ekor ke sejumlah lahan persawahan mereka.
Padahal, upaya yang dilakukan para petani dengan menyemprotkan berbagai macam merek insektisida tak mampu mengendalikan dan menyelamatkan tanaman padi tersebut.
Hal itu diungkapkan Misra’ie, anggota Kelompok Petani (Poktan) Gemuksari Selasa (22/3) sore kepada beritasampit.com saat berkunjung ke tengah persawahan yang mewabahnya kena hama wereng itu. Dia mengatakan, tanaman padi yang bertanam dilahan yang baru dibuka beberapa Poktan itu berada di sebelah belakang sekitar 5 kilometer dengan penanaman tabur sekitar awal Desember 2015 lalu tak bisa terselamatkan karena banyaknya hama wereng yang menyerang.
Bayangkan, katanya, satu rumpun tanaman padi hama wereng yang berhinggap hampir ratusan ekor. Serangga yang menghisap tanaman padi itupun bentuknya bermacam warna, diantaranya wereng hijau , putih dan coklat.“ Yang paling banyak dalam rumpun padi itu berhinggap wereng coklat kehitam-hitaman,”ujarnya.
Sementara, bantuan obat dari dinas pertanian setempat memang beberapa hari yang lalu terbatas hanya satu botol kecil berisi 100 miligram. Tak mencukupi luasnya lahan pertanian. Sedang penyuluh datang hanya melihat kondisi lahan yang terkena memberikan obat dan tidak memberikan solusi bagaimana menanggulangi kalau itu terus terjadi.” Seminggu yang lalu mereka memberikan obatnya namun tak lagi berkunjung kelokasi ini,” katanya sedikit kecewa.
Padahal, kami mengiginkan kedatangan mereka lagi. Kami tak bisa lagi berkutik karena yang lahan yang kena serangan wereng itu tak bisa diselamatkan sudah rusak dan mati. “Kedatangan mereka hanya melihat sebentar dan memberikan insektisida. Padahal kami mengiginkan mereka (penyuluh) datang lagi. Setidaknya kami ingin meminta saran dan pendapat bagaimana solusi dengan mewabahnya serangan wereng yang merusak tanaman kami,” katanya sedih.
Misra’ie menuturkan, hama wereng tampaknya sudah mulai menyerang dijalur persawahan sebelah bawah miliknya lagi. Petani yang ulet bertanam padi itu merasa khawatir dan was-was jika hal itu tak terjadi dilahan persawahan bisa ditanggulangi maka sekitar ribuan hektar tanaman padi milik beberapa Kelompok Tani(Poktan) yang ada kampung Seranggas itu akan berdampak gagal panen dan kerugian besarlah yang mereka tanggung. “ Kita berharap kepada Distanak untuk melakukan demo terhadap serangan hama wereng itu agar tidak meluas kepersawahan lainnya,” ujarnya penuh harap.
Rupannya, kemunculan hama wereng itu merambah ke kawasan pertanian sebelah bawah yang juga mengusik beberapa petani lainnya. Salah satunya milik Tugio anggota Poktan Bunga Padi kampung Seranggas Desa Lampuyang. Dia,menuturkan tanaman padi yang ditanamnya dengan menggunakan jarak tanam jejerlegowo jenis paretas Ciherang itu sebagian terserang. Jenis padi unggul Nasional itu sudah ada yang daunnya layu dan mengering.
“Aduh pak, ngeri hama wereng datang sangat banyak merembet menyerang ke lahan sebelah sini lagi,” katanya sambil memperlihatkan tanaman padinya yang sebagian membusuk itu.
Kegagalan petani tampak di depan mata kalau tidak dilakukan kajian untuk mengatasinya. Para petani hanya meminta dan memohon dalam hal ini agar Dinas Pertanian,Peternakan, Penyuluhan Dan Ketahanan Pangan(DP3KP) segera melakukan pengendalian hama itu .
Karena katanya, kami khawatir kalau tidak dilakukan demo secara masal dampaknya ribuan hektare lahan pertanian di desa yang merupakan lubung padinya Kotim bakal terancam gagal panen dan petanipun kerugiannya sangat besar.
“Kami khawatir kalau tidak dilakukan penanganan secara serentak dengan cara mendemo hama wereng yang menggila itu satu persatu lahan pertanian akan terjangkit dan akan gagal panen,” ujarnya penuh harap. (mar/beritasampit.com)