SAMPIT-Tanpa ada kesepakatan bersama antara Pemerintah Kabupaten Kotim dan investor, tidak menutup kemungkinan Jalan HM Arsyad Sampit-Bagendang yang merupakan salah satu urat nadi perekonomian daerah akan hancur. Masalah ini harus disikapi serius, sebab jika terus dibiarkan kerusakan jalan akan lebih parah, dampaknya masyarakat dan daerah yang akan dirugikan.
“Jalur di sana urat nadi masyarakat, yang berpengaruh besar pada masyarakat jika kita tidak serius, harusnya kita tangani cepat biar kerusakan tidak semakin parah pada jalan itu,” ungkap Parimus, Wakil Ketua DPRD Kotim, Senin (28/3).
Hal lainnya yang menjadi sorotan DPRD, berkaitan dengan partisipasi pihak perusahaan yang membantu memberikan sumbangan untuk pembangunan Jalan di sekitar Pelabuhan Bagendang, namun sampai saat ini masih belum terealisasi sepenuhnya.
“Memang ada MoU tapi yang mengawasi dan mengatur dari Pemerintah Daerah, yang jadi pertanyaan kita pada leading sektornya, bagaimana tindak lanjut untuk pembangunan jalan itu, kalau tidak mampu harus memberikan penjelasannya,” kata Parimus.
Bagaimanapun, untuk bantuan partisipasi pembangunan jalan sekitar Pelabuhan Bagendang, telah melalui musyawarah mufakat, serta kesepakatan antara investor dan Pemerintah Daerah, sehingga hal itu menjadi sebuah kepedulian investor untuk bertanggungjawab terhadap kesepakatan tersebut.
“Dari kesepakatan investor dengan pemda tingkatannya sudah dilaksanakan apa belum, bagaimana menindaklanjutinya. Bagi perusahaan yang belum bayar itu kenapa, apa alasannya. Kita sangat sepakat dengan Usulan DPRD Provinsi, bagi investor yang tidak mau bantu tidak boleh menggunakan jalan itu,” tegasnya.
Hal lainnya, yang menjadi masukan politisi dari Partai Demokrat tersebut, menyarankan Pemkab Kotim juga diminta lebih siap untuk memberikan fasilitas infrastruktur pada pihak investor, apalagi saat ini perputaran perekonomian telah berjalan begitu pesat, maka sudah seharusnya diimbangi dengan infrastruktur jalan yang memadai.
“Kita dari DPRD, Pemda dan investor harus duduk bersama, kalau tidak ada kesepakatan bersama akan hancur jalan ini. Seharusnya ketika kita undang investor terlebih dulu bagaimana kita menyiapkan infrastruktur yang memadai, memang harus difokuskan pembangunan jalan di daerah ini, sangat berat apalagi tambang nanti beroperasi,” pungkas Parimus. (bro/beritasampit.com)