PANGKALAN BUN– Banjir yang melanda kawasan 8 Desa dan 1 Kelurahan di Kecamatan Arut Utara (Aruta), mengancam para peternak sapi dan nyaris gulung tikar, disebabkan semakin sulitnya mencari rumput untuk makanan ternak sapi.
“Lain dengan sapi-sapi yang dipelihara oleh sejumlah perkebunan kelapa sawit, mereka masih bisa memanfaatkan batang-batang daun sawit untuk dijadikan pakan sapi. Kalau warga peternak yang hanya memiliki dua, tiga ekor sapi terkadang mau minta batang daun sawit saja dilarang oleh Satpam,” keluh Nurdin warga Aruta, kepada www.beritasampit.com Kamis (14/4).
Menurut Marwoto, Camat Arut Utara, akibat banjir bukan hanya para peternak saja yang terancam “Gulun Tikar”. Bahkan ratusan petani keramba ikan bukan lagi terancam gulung tikar,tapi benar-benar “Gulung Tikar”,karena puluhan ribu bibit ikan di dalam keramba hanyut diterjang banjir.
“Dalam rapat dengan beberapa SKPD terkait di Kantor Bupati,semua keluhan dan penderitaan masyarakat desa sudah saya laporkan.Tinggal menunggu, bagaimana kedepannya untuk mengantisifasi banjir di Aruta,karena sejak nenek moyangnya ada, jaman dulu sudah menetap ditepian pinggir sungai. Warga.Engga mungkon toh..kalau warga yang bermukin dekat dengan sungai harus dipindahkan,” tegas Marwoto, Kamis (14/4), kepada beritasampit.com.
Terpisah, Darlan, salah seorang pemilik keramba ikan,mengeluhkan sedikitnya ada 1 Ton dari 4 keramba, yang diisi berbagai jenis ikan,( nila,bawal, patin), yang sebentar lagi mau dipanen, amblas diterjang banjir. “Sekarang nunggu nasib saja,dari pemerintah barang kalai ada bantuannnya,” aku Darlan.
Sekretaris Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Kobar,Rudolef saat dikonfirmasi mengatakan,DKP siap membantu. ”Nanti saya akan melaporkan dulu kepada atasan saya”, jawabnya.
Ir H Rusliansyah Msi, Kepala DKP Kabupaten Kobar, saat dikonfirmasi www.beritasampit.com,mengatakan terimakasih atas informasinya.”Nanti kami upayakan dari ABT untuk membantu petani keramba di Kecamatan Aruta.Dan DKP sejak dulu,terus mengupayakan member bantuan kepada para petani keramba ikan,seperti halnya di Kelurahan Raja dan Kampung Baru,yang dulu ikannya banyak mati,akibat pergantian kadar air sungai,dari kemarau kemusim hujan,” beber Rusliansyah.(man/beritasampit.com)