Polwan di Lamandau Kenakan Kebaya Peringati Hari Kartini

    Polwan di Lamandau Kenakan Kebaya Peringati Hari Kartini

    Kasat Lantas Polres Lamandau, Budiono (tengah) saat foto bersama dengan anggota Polwan Polres Lamandau.

    NANGA BULIK-Emansipasi wanita Indonesia adalahperjuangan Raden Ajeng Kartini. Tepat hari ini 21 April 2016 seluruh pelosok Nusantara memeriahkan Hari Kartini dengan berbagai macam kegiatan yang menampilkan kemajuan wanita Indonesia masa kini, dengan tidak menghilangkan adat istiadat, seni dan budaya masa lalu.

    Terlihat publik memperingatinya dengan beragam cara, diantaranya dengan membuat pentas pakaian daerah yang diadakan sekolah maupun berbagai perusahaan. Kebaya dan pakaian daerah identik digunakan masyarakat untuk meramaikan perayaan tersebut.

    Para polisi wanita (Polwan) kini mejadi sorotan. Pasalnya, mereka mengenakan kebaya daerah sambil melaksanakan tugasnya seperti melayani masyarakat untuk pembuatan SIM dan perpanjangan pajak kendaraan di kantor samsat Nanga Bulik, kabupaten Lamandau. Sontak warga pun langsung tertarik melihat para polwan nan cantik itu.

    Sebagian menganggap Hari Kartini merupakan hari penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol kesetaraan gender dan emansipasi wanita. Karena perjuangan Kartini, perempuan Indonesia menjadi seperti sekarang ini. Saat ini para perempuan bisa menduduki jabatan-jabatan puncak yang setara dengan laki-laki.

    Kepala satuan lalu lintas polres Lamandau, Budiono  mengatakan perubahan penampilan anggota polwan dengan mengenakan pakaian kebaya dan rambut disanggul sebagai bentuk emansipasi wanita memperingati Hari Kartini.

    “Supaya terlihat lebih anggun bagaikan Kartini masa kini. Dalam pemberian pelayanan terhadap pembuat SIM dan juga perpanjangan pajak kendaraan agar dapat lebih dekat dengan masyarakat, sekaligus ikut memeriahkan hari spesial untuk kaum hawa,” ujarnya saat didatangi beritasampit.com di ruang kerjanya.

    karena dilingkup lalu lintas, dirinya berharap semua pengguna lalu-lintas, khususnya pada perempuan untuk menjadi pahlawan di jalan raya dengan tertib berlalu-lintas. Tertib berlalu-lintas dengan mematuhi aturan lalu-lintas dan melengkapi seluruh perlengkapan surat kendaraan bermotor.

    “Bagi perempuan yang berkendaraan bermotor menggunakan helm tidak mengurangi kecantikan, justru menggunakan helm akan terlihat lebih cantik,” ungkapnya.

    terpisah, satu pemohon pajak kendaraan Rahman mengaku senang dengan pakaian daerah yang dikenakan oleh petugas. Menurutnya, dengan begitu kesan seram justru hilang sehingga yang ada justru kesan ramah.

    “Jadi senang melihatnya, lagi pula mereka juga ramah-ramah. Kalau bisa setiap hari polisi-polisi dibagian pelayanan memakai pakaian tradisional,” ungkapnya sambil bergurau.(cipt/beritasampit.com)