Ilustrasi
SAMPIT-Kerap menyerang warga, belakangan ini keberadaan buaya di Sungai Lemiring Desa Ganefo Kecamatan Seranau Kabupaten Kotim semakin sering terlihat. Buaya di sungai tersebut dikenal agresif dan beberapa kali menyerang warga yang sering beraktivitas di sungai tersebut.
Beberapa warga menuturkan, buaya yang ada di Sungai Lemiring sebagian besar merupakan biaya sapit yang ukurannya leboh kecil dibandingkan dengan buaya muara yang biasa terlihat di Pulau Lepeh dan Pulau Hanaut. Meski lebih kecil, namun buaya sapit dikenal lebih agresif.
“Buaya di Sungai Lemiring ini memang ukuran lebih kecil dari buaya muara yang ada di sekitar Pulau Lepeh dan Pulau Hanaut, karena jenisnya buaya sapit,” kata Mahmud, warga Desa Pelangsian Kecamatan MB Ketapang yang sering menyusuri Sungai Lemiring, Minggu (1/5).
Menurutnya, selain warga Ganefo, warga Desa Pelangsian juga pernah diserang buaya Sungai Lemiring ini. “Kebetulan banyak warga Desa Pelangsian yang punya kebun di Sungai Lemiring ini. Kalau dulu mereka masih sering bermalam untuk mencari rotan, dan kadang turun ke tengah sungai untuk membawa rotan. Namun saat ini hampir tidak ada lagi yang berani karena adanya serangan buaya ini,” jelasnya.
Menurutnya, warga serba salah jika ingin menangkap buaya-buaya di Sungai Lemiring ini. “Apalagi ada mitos yang cukup menakutkan adalah jika menangkap buaya-buaya di Sungai Lemiring ini maka buaya-buaya muara yang ada di Pulau Lepeh dan Pulau Hanaut juga akan merasa terganggu, dan mereka akan mengganggu warga di yang melintas di muara Sungai Lemiring, yang merupakan salah satu anak Sungai Mentaya,” tandasnya.(saf/beritasampit.com)