PANGKALAN BUN–Di sela-sela kegiatan akbar, Pekan Olah Raga Wartawan Nasional (Porwanas) di Bandung Jawa Barat (Jabar), yang digelar 25 Juli sampai dengan 31 Juli 2016, banyak dimanfaatkan para wartawan untuk menengok sejumlah lokasi obyek wisata di daerah sejuk pinggiran Kota Bandung. Salah satu obyek wisata yang paling favorit dikunjungi adalah Kawah Gunung Tangkuban Perahu di Lembang Bandung
“Obyek wisata kawah Gunung Tangkuban Perahu ini tak pernah sepi dari para pengunjung,baik wisatawan domestik maupun mancanegara,” ungkap Dahlan Saputra, pengemudi mobil rental kepada beritasampit.com, saat tiba di puncak GunungTangkuban Perahu bersama rombongan wartawan PWI Kobar.
Ceritra Gunung Tangkuban Perahu telah menjadi legenda bagi warga “Tatar Sunda”. Yakni singkat ceritranya diawali ketika seorang putri raja bernama Dayang Sumbi diasingkan ke hutan.Dalam hutan, Sang Putri hidup sendiri, ketika putri sangat memerlukan “sesuatu”. Dia berkata dalam hati, “Kalau keinginan saya ada yang membantu, siapa saja yang membantu saya,akan saya jadikan suami” .
Ternyata, ucapan Sang Putri itu didengar oleh seekor anjing bernama Si Tumang, yang tiba-tiba Si Tumang memenuhi keinginan Sang Putri. Maka tak ayal lagi Sang Putripun meniklah dengan Si Tumang, dan beranak wujud manusia laki-laki, yang diberinama Sangkuriang.
Sangkuriang masih kecil, sering berburu didalam hutan yang dikawal Si Tumang. Pada suatu hari Sangkuring gelisah karena binatang yang diburunya tidak ditemukan, dan kalau pulang akan malu sama ibunya. Maka Sangkuriang neka membunuh Si Tumang dan dagingnya diambil, seolah-olah daging binatang rusa,kemudian daging tersebut diserahkan kepada ibunya.
Setelah menjelang malam, ibunya menanyakan kepada Sangkuring. ”Kemana Si Tumang, tidak ada. Apakah tadi ikut berburu sama kamu, nak”. Mendengar itu. Sangkuring diam termenung.Akhirnya Sangkuriang berkata, “Si Tumang telah saya bunuh,dan daging yang tadi ibu makan adalah daging Si Tumang”.
Mendengar perkataan anaknya,Dayang Sumbi langsung marah besar,kemudian diambilnya sendok nasi, dan dipukulkan ke kepala Sangkuriang. Karena merasa kecewa dengan perlakuan ibunya, Sangkuriang kabur.
Setelah kejadian itu, dan anaknya kabur. Dayang Sumbi sangat menyesali perbuatannya. Ia berdoa setiap hari, dan meminta agar suatu hari dapat bertemu dengan anaknya kembali. Karena kesungguhan dari doa Dayang Sumbi tersebut, maka Dewa memberinya sebuah hadiah berupa kecantikan abadi dan usia muda selamanya.
Setelah bertahun-tahun lamanya Sangkuriang telah menjadi dewasa dan ganteng, yang selalu mengembara dalam hutan, akhirnya bertemu dengan seorang wanita cantik jelita yang tidak lain adalah Dayang Sumbi.
Karena terpesona dengan kecantikan wanita tersebut, maka Sangkuriang langsung melamarnya. Akhirnya lamaran Sangkuriang diterima oleh Dayang Sumbi, dan sepakat akan menikah di waktu dekat.
Pada suatu hari, Sangkuriang meminta izin calon istrinya untuk berburu di hatan. Sebelum berangkat, ia meminta Dayang Sumbi untuk mengencangkan dan merapikan ikat kapalanya.
Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi, karena pada saat dia merapikan ikat kepala Sangkuriang, Ia melihat ada bekas luka. Bekas luka tersebut mirip dengan bekas luka anaknya. Setelah bertanya kepada Sangkuriang tentang penyebab lukanya itu, Dayang Sumbi bertambah tekejut, karena ternyata benar bahwa calon suaminya tersebut adalah anaknya sendiri.
Dayang Sumbi sangat bingung sekali, karena dia tidak mungkin menikah dengan anaknya sendiri. Akhirnya Dayang Sumbi,menemukan celah,yakni mengajukan dua syarat ke Sangkuring. Apabila Sangkuriang dapat memenuhi kedua syarat tersebut, maka Dayang Sumbi mau dijadikan istri, tetapi sebaliknya jika gagal maka pernikahan itu akan dibatalkan.
Syarat yang pertama Dayang Sumbi ingin supaya Sungai Citarum dibendung. Dan yang kedua adalah, meminta Sangkuriang untuk membuat sampan yang sangat besar, untuk menyeberang sungai yang telah dibndung. Kedua syarat itu harus diselesai sebelum fajar menyingsing.
Sangkuriang menyanggupi kedua permintaan Dayang Sumbi tersebut, dan berjanji akan menyelesaikannya sebelum fajar menyingsing. Dengan kesaktian yang dimilikinya, Sangkuriang lalu mengerahkan teman-temannya dari bangsa jin untuk membantu menyelesaikan tugasnya tersebut.
Diam-diam, Dayang Sumbi mengintip hasil kerja dari Sangkuriang. Betapa terkejutnya dia, karena Sangkuriang hampir menyelesaiklan semua syarat yang diberikan Dayang Sumbi sebelum fajar. Dayang Sumbi lalu meminta bantuan, sangDewata, karena tidak mau kalau kawin dengan anak kandungnya.Maka oleh Dewata dikabulkannya,yang dibuatkan sebuah cahaya merah remang-remang dari kaki langit di bagian Timur.
Sangkuriang mengira kalau hari sudah menjelang pagi. Sangkuriang langsung menghentikan pekerjaannya dan merasa tidak dapat memenuhi syarat yang telah diajukan oleh Dayang Sumbi.
Dengan rasa jengkel dan kecewa, Sangkuriang lalu menendang sampan besar (Perahu) hingga melayang tinggi,dan perahu besar itu jatuh di Lembang jadi sebuah Gunung, persis sebuah perahu yang terbalik. Maka, sekarang disebutnya Gunung Tangkuban Perahu.Artinya kalau diluihat dari kejauhan gunung yang miripseperti sebuah perahu tertelungkup.(man/beritasampit.com)