SAMPIT-Berdasarkan rilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara H Asan Sampit, (14/9) mencatat 13 titik hotspot diwilayah Kecamatan Antang Kalang, melalui satelit aqua dan tera . Selain itu, titik api juga terdeteksi di Kecamatan Bukit Santuai 3 titik, Baamang 1 titik, Cempaga 3 titik, serta Telawang 1 titik. Sehingga jumlah keseluruhan mencapai 21 titik hotspot di Kabupaten Kotawaringin Timur.
Penjabat Camat Antang Kapang Berdikari mengatakan lokasi kebakaran hutan dan lahan diwilayah sulit di jangkau hingga menempuh lima jam perjalanan. Hal ini karena medan untuk menuju kelokasi yang terbakar sangat jauh di dalam hutan. Namun dengan keterbatasan yang ada, tim gabungan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan Kabupaten Kotim langsung turun lapangan dan terus berupaya memadamkan api baik melalui jalur darat dan sungai.
Disebutkan ada tiga desa yang wilayahnya terkena dampak karhan yakni di Desa Tumbang Ngahan, Ramei dan Hejan. Dia juga menegaskan sampai saat ini belum ada informasi pasti penyebab Karhan diwilayahnya baij itu dari lahan warga atau perkebunan kelapa sawit, namun dia menduga kebakaran ini berawal dari warga yang membersihkan lahan namun tidak dijaga.
“Kebakaran hutan dan lahan ini terjadi sejak Rabu (14/9) siang. Saat ini tim gabungan baik TNI, Polri dan BPBD Kotim sudah turun kelapangan. Petugas saat ini masih kesulitan mencari koordinat titik api, karena sinyal tidak ada. Mudah-mudahan api bisa cepat dipadamkan,” harapnya, (15/9).
Sementara itu, Dandim 1015 Sampit Letkol I Gede Putra Yasa sebelumnya mengatakan bahwa apabila api tidak bisa dijangkau atau diatasi oleh tim gabungan, maka dengan kondisi yang seperti itu, satu-satunya cara untuk mengatasi karhutla yakni melakukan water bombing. Dengan water bombing melalui udara menggunakan hrlikopter, maka api dapat segera padam.(raf)