PANGKALAN BUN –Sejak 1990 sampai tahun 1997,Kecamatan Arut Selatan (Arsel) Kabupaten Kobar, termasuk surplus padi, karena mayoritas masyarakat usahanya pertanian dan perkebunan palawija, sehingga hasil dari percetakan sawah saat panen cukup memuaskan.
Sekarang, hasil panen padi di wilayah Kecamatan Arsel semakin menurun, karena lahan sawah di wilayah Kecamatan Arsel hanyut oleh berbagai kendala, antara lain kurang memadainya irigasi air dan sering dilanda banjir akhirnya masyarakat petani untuk mencari mata pencahariannya dan banyak beralih fungsi, ada yang bekerja di perkebunan juga ada yang membuka lahan sawit.
Dengan adanya program pencetakan sawah, menurut Camat Arsel Rody Iskandar, bagus saja. Tapi untuk wilayah Kecamatan Arsel sebaiknya pencetakan sawah dibatasi.
”Daripada membuka lahan pencetakan sawah yang baru, lebih baik maksimalkan dulu pencetakan sawah yang ada”,ujarnya saat dibincangi beritasampit.com, Kamis (20/10).
Kenapa harus memaksimalkan pencetakan sawah yang ada,karena kata Rody Iskandar,anggarannya besar.Kalau cetak sawah dibatasi anggaran yang ada bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian/sawah yang telah ada.
“Sebaiknya lahan-lahan yang akan dijadikan areal pencetakan sawah, jangan diperluas, tapi fokus pada percetakan sawah yang ada, bahkan lebih ditingkatkan lagi infrastruktur penunjang, misal saluran air dan irigasinya diperbaiki, karena banyak yang tidak berfungsi”,imbuh Rody Iskandar.
Diapun menjelaskan ada beberapa titik diwilayahnya yang akan dijadikan sebagai pengembangan pencetakan sawah seperti di desa Tanjung Putri, Tanjung Trantang, Kumpai Batu Atas dan desa Kumpai Batu Bawah.
“Sekarang kendalanya begitu terjadi panen raya, masyarakat terkadang bingung menjual hasilnya, belum lagi harus diakui kualitas beras pun belum sebaik beras dari Jawa. Karena teknik penjemuran masih lemah ditunjang infrastruktur pun sangat minim. Sekarang untuk apa memperluas lahan baru, jika yang sudah adapun belum maksimal,” ungkapnya.
Diakui oleh Camat, tahun ini banyak masyarakat sejak adanya larangan membakar lahan, sebagian besar masyarakat tidak melakukan penanaman padi sehingga areal persawahan saat ini ditumbuhi ilalang.
Terpisah sumber dari Kantor Balai Penyuluhan Pertanian, saat dikonfirmasi beritasampit.com Kamis (20/10) mengatakan, ribuan hektar lahan pertanian sawah di wilayah Kecamatan Arsel, sudah terancam zat asamnya semakin tinggi, disebabkan adanya air pasang surut dari DAS Arut,yang membawa air laut.
H.Hamdhani,SIP anggota DPR RI Perwakilan Kalteng yang rajin berusaha di pusat mencari bantuan, antara lain untuk pengebangan program pertanian mengapresiasi pendapat Camat Arsel Rody Iskandar.
“Saya mendukung,memang bagus juga kalau sementara ini untuk pengembangan pencetakan sawah dibatasi. Nah nanti kedepannya baru dievaluasi oleh dinas Pertanian”,jawabnya singkat saat dikonfirmasi beritasampit.com melalui telepon selulernya Kamis (20/10).(man/beritasampit.com)