SAMPIT-Jika tidak ada aral, Kabupaten Kotawaringin Timur, akan segera memiliki pabrik raksasa pengolahan bauksit (smelter alumina). Rencananya pembangunan pabrik dengan nilai investasi sebesar 1,2 US dolar miliar atau sekitar Rp 16 trilun ini akan dibangun di wilayah Kecamatan Kotabesi atau Cempaga, tahun 2017 mendatang.
“Baru saja tadi kita menerima kedatangan investor PT Shaanxi Youser Indonesia. Mereka sudah melihat langsung lokasinya dan bahkan direktur utamanya juga ikut,” kata Bupati Kotim H Supian Hadi, usai pertemuan bersama investor, di Aula Press Room Setda Kotim, Kamis (20/10/2016).
Supian juga mengatakan, bahwa potensi bauksit di Kotawaringin Timur, masih sangat menjanjikan dan sumber bahan bakunya masih sangat mendukung. Begitu pula power plan untuk batu bara juga tersedia. Sehingga itu yang menjadi acuan para investor untuk menanam investasi di Kotim.
“Banyak hal yang pasti menjadi pertimbangan para investor dan tentu saja peluang bauksit di Kotim melebihi 30 tahun kedepan,” terang Supian.
Terkait perizinan pembangunan pabrik smelter tersebut, orang nomor satu di Bumi Habaring Hurung ini mengatakan bahwa investor belum mengajukan saat rapat itu digelar. Akan tetapi rencananya pada Jumat (21/10) pihak investor akan segera melengkapi semua persyaratan yang diminta ke Pemkab Kotim.
Sementara Direktur PT Shaanxi Youser Indonesia, Steven Ugo mengatakan bahwa potensi tambang di Kotim cukup bagus. Selain itu, tim dari Cina juga mengaku kadar bauksit di Kotim luar biasa bagusnya. Sedangkan lahan yang dibutuhkan untuk lokasi smelter tersebut, sekitar 500 hektare lebih. Akan tetapi, pihaknya masih kesulitan mencari lahan, karena sudah ada pemiliknya.
“Walaupun kita diberikan IUP, tapi lahan itu adalah lahan sawit ya percuma. Tentu tidak bisa ditambang dibawahnya, sehingga diberi lokasi dipinggir sungai. Dari arahan pak bupati, kalau mau izin baru atau yang sudah ada tinggal meneruskan, tinggal milih saja,” terangnya.
Steven menambahkan, bahwa pembangunan pabrik tersebut memakan waktu dua sampai tiga tahun. Tetapi, jika di Cina paling lama satu tahun, karena sarana dan prasarana di Cina tersedia dengan baik serta jam kerjanya nonstop.
Seperti diketahui, pemerintah daerah sangat mendukung adanya investor yang menanamkan sahamnnya dengan nilai yang cukup besar di daerah ini. Hal itu membawa dampak cukup besar bagi peningkatakan perekonomian. Belum lagi, perusahaan akan membutuhkan sekitar 35.000 orang tenaga kerja. Sesuai perjanjian, dari jumlah itu ada 70 persen warga lokal yang akan bekerja ditempat itu nantinya. (raf/beritasampit.com)