NANGA BULIK-Peringatan Hari Santri Nasional jatuh pada hari ini. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PC NU) Kabupaten Lamandau menilai peringatan Hari Santri Nasional kali ini harus dijadikan momen untuk berjuang menjauhkan umat dari perilaku dan pemikiran yang menyimpang.
“Kalau dulu jihadnya bersenjata mengusir penjajah. Maka jihad sekarang adalah jihad perbaikan untuk menjaga umat dari aqidah cara berfikir yang menyimpang.”kata Ketua PC NU Kabupaten Lamandau Drs Hamim.
Selain itu, kata dia untuk menjaga negara dari kelompok-kelompok yang ekstrimis dan yang radikalis, baik radikal dalam bidang agama yang akan mengubah kesepakatan nasional dalam rangka berbangsa dan bernegara dengan kesepakatan konsesnsus nasional, atau kelompok radikalis sekuler yang ingin menghilangkan atau menggeser nilai-nilai agama di dalam tata kehidupan kita baik di bidang ekonomi, sosial budaya maupun bidang politik
Hal tersebut disampaikan Hamim pada acara pembacaan 1 miliar sholawat untuk memperingati Hari Santri Nasional di Masjid Besar Raudlatul Jannah Nanga Bulik.
Hamim sendiri menilai, peringatan Hari Santri Nasional yang ditetapkan oleh Presiden Jokowi pada 22 Oktober 2015 lalu memiliki makna tersendiri bagi kaum santri. Penetapan tersebut sebagai sebuah pengakuan bagi para santri dari negara.
“Pengakuan adanya Hari Santri berarti pengakuan terhadap peran para santri dalam rangka membela, mempertahankan dan menjaga negara kesatuan Republik Indonesia,” katanya.
Lebih lanjutt dia mengatakan, para santri dididik oleh para ulama. Di samping dididik untuk menjadi orang yang paham betul dalam agama, tapi juga dididik menjadi Al Mujahidin, yakni orang yang menjadi pejuang dalam membela agama, membela negara.
“Para ulama mengajarkan kita hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari Iman. Karena itu bagi para santri membela tanah air adalah merupakan bagian dari kewajiban jihad para santri di dalam negara Republik Indonesia,” katanya.(cipt/beritasampit.com)