Warga dari anak-anak hingga dewasa, terlihat gembira mengikuti kegiatan budaya mandi safar yang di selenggarakan Pemda Kotim, rabu (30/11)
Ribuan masyarakat Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), rabu (30/11) menggelar budaya mandi safar. Upacara adat ini merupakan salah satu budaya turun temurun yang dilaksanakan.
Menurut kepercayaan, bulan safar merupakan bulan yang panas, dengan melakukan mandi safar, selain mampu menolak bala, namun juga dapat membersihkan jiwa terhindar dari hawa jahat dalam diri.
Pantauan di lapangan, tampak ribuan masyarakat dari berbagai daerah terlihat antusias mengikuti mandi safar, budaya yang setiap tahun rutin di gelar ini selalu mengundang perhatian ribuan masyarakat, baik dewasa, remaja maupun anak-anak. Mereka tidak segan – segan menceburkan diri ke sungai mentaya untuk mandi, karena masyarakat percaya mandi di bulan safar akan mendapatkan berkah dari sang pencipta.
Menariknya lagi, dalam kegiatan mandi safar ini, Bupati Kotim H. Supian Hadi, beserta Wakilnya HM.Taufiq Mukri, dan unsur muspida lainnya juga tidak ingin ketinggalan momen yang hanya digelar setiap tahunnya ini, mereka pun ikut bersama-sama menceburkan diri ke sungai mentaya.
Bupati Kotim, H.Supian Hadi mengungkapkan mandi safar merupakan aset budaya yang terus dipertahankan, bahkan pemerintah daerah sendiri telah menjadikan mandi safar sebagai agenda wisata setiap tahunnya.
“Untuk mengenakan budaya mandi safar ini, Pemda telah melakukan berbagai upaya, seperti bekerja sama dengan travel agen maupun media untuk mempromosikan. Hal ini dilakukan melihat antusias pengunjung setiap tahun yang terus meningkat menyaksikan mandi safar,” ungkap SHD.
Sebagai Kepala Daerah di Bumi Habaring Hurung ini SHD berharap, ritual budaya mandi safar dapat menjadi berkah tersendiri untuk membawa Kotim sebagai Kabupaten yang Aman, tertib serta lebih maju lagi ke depannya. (ilm/beritasampit.com).