PANGKALAN BUN – Munculnya lima kandidat pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Kobar 2017, diantaranya 3 paslon dari perorangan (independen), telah menorehkan sejarah baru bagi warga masyarakat untuk menyuarakan demokrasi di Bumi Marunting Batu Aji tersebut.
Suara demokrasi, salah satunya terbentuk dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), baik itu Pilkada Gubernur, Bupati maupun Walikota. Di Kabupaten Kobar sendiri, yang masuk pada Pilkada serentak 2017 yang akan digelar 15 Februari tahun 2017 nanti.
Untuk memilih pemimpin yang nantinya diinginkan bisa membawa perubahan, nampaknya masyarakat Kobar sudah siap untuk bersama-sama mensukseskan pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Sejumlah pengamatan kini mulai ramai di perbincangan, seperti yang di ungkapkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kobar, H.Chabib mengatakan pihaknya mengharapkan jelang dan sesudah Pilkada2017 benar-benar sukses.
“Sukses dalam artian, Kabupaten Kobar tetap kondusif, tertib,aman dan damai,” kata Chabib, kepada Berita Sampit disela-sela acara Lintas Bakti Kesetiakawanan Sosial (LBKS) beberapa waktu lalu.
Dia juga sangat mengharapkan, kepada semua warga masyarakat Kobar yang telah miliki hak memilih jangan sampai mengambi sikap Golongan Putih (Golput).
”Karena arti dari memilih itu sangat penting bagi semua orang yang sudah wajib dari 17 tahun ke atas. Kalau tidak percaya silahkan mengikutinya, karena seseorang kalau sudah punya kewajiban untuk memilih misal dalam Pemilu Kepala Daerah,maka saat masuk ke dalam bilik suara, hati kita yang paling dalam akan bicara lain untuk menentukan siapa calon pemimpin yang terbaik,” ungkapnya.
Sementara, Kardianto,ST salah seorang Tokoh Masyarakat Dayak Kalteng, yang menetap di Kota Pangkalan Bun mengatakan Pilkada Kobar 2017 mendatang diharapkan benar-benar bisa mewujudkan demokrasi yang bermoral, baik dan bersih, serta tetap menjaga situasi dan kondisi Kobar tetap kondusif.
“Dengan kurun waktu sekian bulan pada jelang sampai penutupan kampanye Pilkada 2017 nanti, saya yakin kelima paslon Bupati/Wakil Bupati, telah memberikan pendidikan politik yang baik kepada masyarakat, sehingga nanti masyarakat bisa menentukan siapa calon Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Kobar periode 2017-2022,” papar Kardianto pada Berita Sampit, jumat (16/12).
Menurut Kardianto, siapa pun nanti Bupati dan Wakil Bupati Kobar terpilih, dia siap akan mendukung kebijakan maupun program kerja yang di keluarkan.
”Namun saya menyampaikan nanti yang terpilih, kalau sudah definitif menjadi Bupati dan Wakil Bupati Kobar, harus memiliki 3 falsafah suku Dayak, pertama Bersikap Adil terhadap sesama manusia/ suku/ agama, kedua Berperilaku dan Berbuat Sesuai Dengan Keadaan Disurga, Dan yang Ketiga Percaya bahwa hidup dan mati kita ada di tangan Jubatan (Tuhan) dan Pasrah kepada kehendak Tuhan,” papar Kardianto.
Sedangkan Erdy Setiawan.ST, yang akrab disapa Deden, salah seorang ASN yang menjabat sebagai Kabid Sumber Daya Air Dinas PU Kabupaten Kobar, mengatakan sudah sejak lama dalam masa Pilkada, seluruh ASN harus bersikap netral.
Karena Pilkada secara langsung merupakan salah satu produk kebijakan pemerintah yang menjadi momentum politik besar, diharapkan sebagai pilihan dan jalan yang tepat untuk menuju demokrasi daerah.
“Sejak diberlakukannya Pilkada langsung, pemerintah telah memberi sinyal peraturan kepada seluruh PNS/ASN dalam Pemilu termasuk Pilkada Kabupaten Kobar 2017 nanti harus netral. Yang tidak netral tentunya akan dikenakan sanksi ,” ujar Deden.
”Saya, sebagai ASN menginginkan pelaksanaan Pilkada 2017 Kabupaten Kobar dari awal sampai akhir berjalan lancar, tertib dan aman. Mari kita kerja dan kerja, karena ASN merupakan abdi masyarakat,” pungkasnya. (man/beritasampit.com).