Astaga!!! Bilang Ketiduran, Mahasiswa Sampit Digiring Aparat Gabungan

    Astaga!!! Bilang Ketiduran, Mahasiswa Sampit Digiring Aparat Gabungan

    SAMPIT – Aparat gabungan terdiri dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), TNI, Polres Kotawaringin Timur, Imigrasi dan Satuan Perangkat Kerja Daerah (SKPD) terkait, melaksanakan razia penyakit masyarakat (Pekat) menjelang natal dan tahun baru di sejumlah hotel dan kos-kosan, pada Jumat (16/12/2016) malam.

    Hasilnya, ditemukan satu pasangan mahasiswa sebuah Perguruan Tinggi di Sampit, berinisial (MJ) dan (MW) diamankan setelah kedapatan ‘tidur bareng’ di sebuah kos di sekitar Jalan Jaya Wijaya, Baamang Sampit-Kalmantan Tengah.

    Saat dilakukan pengecekan di rumah kos tersebut, kedua insan lawan jenis ini tengah tertidur pulas. Saat membuka pintu, petugas menemukan dua sepeda motor berada di dalam kos. Kemudian petugas meminta keterangan kedua pasangan ini dan mereka tidak dapat menunjukan bukti surat nikah, dengan KTP alamat berbeda.

    “Kawal ulun teguring di kos ulun, (teman saya ketiduran di kos ini-red),” ucap MJ saat memberikan keterangan.

    Petugas yang tidak percaya dengan alasan kedua pasangan tersebut, langsung membawa mereka ke kantor Satpol PP untuk di data.

    Diduga, pasangan yang bukan suami istri ini adalah mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Sampit, namun keterangan tersebut masih didalami untuk bisa diperiksa lebih lanjut kebenarannya.

    Sementara dalam razia pekat tersebut, juga ditemukan mengamankan 5 pasangan mesum, 7 wanita penghibur, dan satu orang pemalak dalam keadaan mabuk zenith.

    Kepala Satpol PP Melalui Kasi Keamanan dan Ketertiban Umum Supriadi menyebutkan, jika dibandingkan dengan razia sebelumnya, ada penurunan, karena kawasan yang sebelumnya banyak ditemukan pasangan yang bukan suami istri di kos atau barak dan hotel saat ini nihil.

    Namun demikian, pihaknya akan terus melakukan giat rutin seperti razia pekat. Sebab, disinyalir penyakit masyarakat di Kotim masih ada dan bergeser tempat dan petugas akan melakukan penelusuran atau pemetaan kembali tempat-tempat kos atau barak yang dijadikan tempat ‘indohoy’ para pasangan yang bukan muhrim ini.

    “Kami akan terus lakukan razia dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk bisa melaporkan kepada kami, apabila ada kegaduhan di sekitar tempat tinggal mereka. Silahkan laporkan hal ini ke kantor kami dan siap kita tindak lanjuti untuk keamanan dan kenyamanan warga,” ungkapnya.

    Sementara mereka yang terjaring razia pada malam itu, juga dilakukan tes darah HIV/AIDS. Tujuannya untuk meminimalisir penyakit mematikan itu, karena penyakit masyarakat di Kotim seperti HIV/AIDS sangat tinggi di Kalimantan Tengah. (raf/beritasampit.com)