Jakarta – Sebutan “Pak Menteri” dari Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni pada Calon Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam debat perdana, Jumat (13/1) malam menjadi perbincangan netizen.
Anies terlihat memasang ekspresi datar, sementara Sandiaga Uno terlihat tersenyum simpul mendengar “sapaan” tersebut.
Pakar bahasa tubuh Monica Kumalasari mengatakan Anies sempat terlihat terkejut, namun emosi itu segera disembunyikannya dengan memasang raut wajah datar.
“Bisa kelihatan dari mikro ekspresi yang muncul sangat cepat, hanya seperempat detik, sempat kaget. Ada sempat campuran ekspresi antara kaget sama marah,” kata Monica pada ANTARA.
Sapaan “Pak Menteri” bisa jadi dianggap menyinggung, padahal sejak awal sudah ada komitmen bahwa para kandidat tidak boleh menyerang secara personal.
Untuk menganalisa ekspresi mikro lebih dalam, seorang ahli harus melihat detil-detil yang terlewatkan oleh orang awam.
“Ibaratnya video yang di-pause, kita bisa lihat otot mana yang mencerminkan kalau dia sempat kaget,” katanya.
Anies dan Sandi segera menyembunyikan perasaan terkejut karena menyadari mereka harus menjaga diri saat tampil di hadapan publik.
“Ini yang disebut dengan display rules,” katanya.
Terkejut adalah emosi awal yang bisa diikuti dengan berbagai respon. Anies merespon dengan ekspresi datar, sementara Sandi menanggapinya dengan mencoba tersenyum.
Usai debat, Sandiaga Uno memang mengaku terkejut karena rekannya disapa “Pak Menteri”.
“Saya rada kaget karena komitmen dari awal itu tidak ada yang boleh menyerang. Jadi saya kurang senyum karena Anies diserang, saya lihat enggak fairnya Anies diserang sebagai dosen dan menteri,” kata Sandiaga di Hotel Bidakara, Jumat (13/1).
“Padahal kami sudah komitmen untuk enggak saling serang profesi, tapi kalau program boleh. Ini yang di luar komitmen dari awal,” kata dia.
Anies Baswedan pernah menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada Oktober 2014 hingga Juli 2016 sebelum maju sebagai calon gubernur DKI Jakarta.
Pilkada DKI 2017 diikuti tiga pasangan cagub, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, kemudian Basuki Tjahaja Purnama-Dajrot Saiful Hidayat, selanjutnya Anies Baswedan-Sandiaga Uno
(Ant/beritasampit)