SAMPIT – Luasan tanam padi di Desa Samuda Kecil, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), untuk masa tanam Oktober – Maret ( Okmar) 2016 – 2017 mengalami penurunan karena faktor alam, seperti tingginya curah hujan yang mengakibatkan sawah maupun ladang di desa itu terendam banjir.
Tercatat dai Gabungan Kelompok Tani ( Gapoktan) Samuda Kecil pada tahun 2016 lalu, jumlah lahan tanam untuk padi seluas sekitar 400 Hektare. Sementara, pada tanam Okmar 2016 – 2017 jumlah tanamnya menurun menjadi 200 Hektare atau sebanyak 50 persen.
” Penanam padi Siam Epang beberapa Poktan sempat tertunda karena faktor alam, begitu juga ada kendala yang membuat terlambat penanaman karena munculnya hama tikus maupun burung yang menyerang sewaktu usai semai maupun sedang bibit padi bertumbuh seminggu hingga sebulan,” ungkap Ketua Gapoktan Sejati Bersama, Zainudin, sabtu (21/1/2017).
Banyaknya biaya tambahan yang dikeluarkan pada tanam Okmar tahun ini, membuat pendapatan para petani sedikit berkurang, meski demikian mereka tetap berupaya semaksimal mungkin agar bisa menghasilkan banyak gabah dengan lahan tanam yang berkurang.
” Meskipun luasan tanam poktan berkurang, kita harus tetap optimis hasil panen nanti bisa tetap banyak dan mencukupi untuk mengembalikan modal kita,”katanya.
Sementara, untuk penanaman bibit unggul Nasional Ciherang bantuan dari Pemerintah Daerah melalui Dinas Pertanian Kotim, diakui Zainudin sudah diterima sebanyak 43,75 ton yang akan dibagikan pada 7 kelompok tani Karya Sejati 1 dan 2, Bina Bersama, Karya Mandiri, Hidup Bersama, Suka Maju dan Karya Suka Maju lll, Masing -masing satu Poktan menerima 6,25 kilogram.
Selain juga diterima bantuan Caplac atau alat jarak tanam sebanyak 15 buah, sedangkan untuk panen serentak perkiraan dilakukan sekitar bulan Mei – Juni 2017. (mar/berita Sampit.co.id)