SAMPIT- Saat ini Indonesia khususnya Kotim sedang menghadapi transisi epidemiologi dari penyakit menular (PM) ke penyakit tidak menular (PTM).
Kondisi ini dibuktikan dengan terjadinya perubahan pola penyakit di Indonesia. Selama periode 1990-2015, pola kematian akibat PTM semakin meningkat dari 37% menjadi 57%, sedangkan kematian akibat PM menurun dari 56% menjadi 38%.
Disamping itu kematian akibat kecelakaan juga meningkat dari 7% menjadi 13% untuk di indonesia sendiri. Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktivas fisik, merokok, dll).
Maka dari itu Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur pada Tahun 2017 melalui 3 Pilar Indonesia sehat ini akan terus melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
” Melalui 3 pilar ini yang terdiri dari pertama Kegiatan Promosi Frekuensi, kedua Peningkatan Akses Pelayanan Kesehatan, ketiga peningkatan Akses Jaminan Kesehatan Nasional,” Kata dr. Faisal Novendra Cahyanto Kepala Dinas Kesehatan Kab. Kotim
Dengan program tersebut untuk kegiatan promosi frekuensi dr. Faisal mangatakan akan melakukan tindakan pencegahan dengan “melalui imunisasi, fogging, hari kaki gajah, dan mengajarkan masyarakat agar berprilaku hidup bersih dan sehat,” ungkapnya
Agar nantinya penyakit seperti Demam Berdarah, Diare, Diabetes, dan lainnya berkurang.
“Sekarang Dinkes Kotim akan berusaha mencegah penyakit Kanker dan Serangan Jantung karena penyebab kematianan yang tinggi melebihi DBD,”ungkap Kadis Dinkes Kotim.
Dinas kesehatan dengan kasus penyakit kanker dan serangan jantung yang tinggi angka kematiannya ini akan melakukan pencegahan dengan cara melakukan prilaku hidup bersih dan sehat melalui poster untuk tidak merokok dan didukung dengan lingkungan.
Jika tidak kondisi ini menyebabkan bertambahnya beban pemerintah karena penanganan PTM membutuhkan biaya yang sangat besar.
Selain itu, kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi.
Upaya promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian akibat PTM dan PM.
Mengingat pencegahan penyakit sangat tergantung pada perilaku individu yang didukung oleh kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan prasarana serta dukungan regulasi untuk hidup sehat, diperlukan keterlibatan aktif secara terus menerus seluruh komponen baik pemerintah pusat dan daerah, sektor nonpemerintah, dan masyarakat.
Untuk itu, perlu adanya sebuah gerakan untuk mendorong masyarakat untuk berperilaku hidup sehat. Gerakan tersebut dinamakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
“Perilaku ini saya terapkan di Kantor (Dinkes/red) ini untuk tidak merokok bagi semua pegawai, bagi yang melanggar akan dikenakan sanksi,”ungkapnya.
(bnr/beritasampit)