PANGKALAN BUN – Presiden Joko Widodo pada tanggal 23 Januari 2017 di Istana Negara, telah menggelar rapat dan keluarkanlah Perintah Presiden (Perpres), bahwa tahun 2017 di seluruh Indonesia harus zero atau nol bencana Karhutla. Yang menjadi pertanyaan bisakah tahun 2017 ini di Kabupaten Kobar mampu mewujudkan Zero Karhutla tersebut. Hal itu dikatakan Iskandar Riansyah, salah seorang pengamat lingkungan di Pangkalan Bun, sabtu (11/2).
Menurut Iskandar,melihat dari pengalaman Tahun 2015 dan 2016, dalam pelaksanaan menangani bencana khususnya kebakaran lahan masih banyak dikeluhkan oleh sejumlah Dinas maupun Intansi terkait di Kobar.
“Keluhannya bervariasi, mulai kurangnya anggaran, peralatan, dan jauhnya titik api sehingga sulit dijangkau, termasuk masih banyak masyarakat yang diam-diam membakar lahan dan tidak memahami aturan,” ungkap Iskandar.
Menurutnya keberhasilan mengantisipasi bencana Karhutla di tahun 2016, tentunya harus contoh pelajaran yang harus ditingkatkan. ”Kalau titik api berhasil dipadamkan nah itu benar ,karena ada bantuan peralatan dari BPBD pusat. Saya katakan penanganan bencana Karhutla di Kobar tahun 2016 belum begitu maksimal,” jelas Iskandar.
Bagaimana pun, untuk meningkatkan keberhasilan penanganan bencana Karhutla di Kobar, pastinya tidak lepas dari peran serta seluruh eleman masyarakat.
“Kan tidak ada ruginya, kalau pemkab Kobar mengeluarkan anggaran untuk mendanai sejumlah komunitas atau masyarakat, gotong-royong dari sekarang sebelum kemarau tiba dengan membangun danau buatan di beberapa titik yang rawan terjadi kebakaran lahan,” tandasnya .(man/beritasampit.co.id)