PANGKALAN BUN – Selain tingginya intensitas hujan, banjir yang melanda wilayah Kecamatan Arut Utara (Aruta) juga diakibatkan oleh banyaknya pembukaan lahan baru, baik untuk perkebunan Hutan Tanaman Indusyri (HTI) dan Perkebunan Kelapa Sawit. Hal tersebut di katakan Camat Aruta Mawrwoto, kepada sejumlah wartawan saat menyisir lokasi banjir di Kelurahan Pangkut, Sabtu (25/2/2017).
“Bagaimana tidak akan banjir, sekeliling wilayah kecamatan Aruta ini ada perkebunan sawit dan HTI milik Korintiga.Bahkan sekarang mulai lagi ada pembukaan lahan baru,” jawab Marwoto.
Menurutnya atas nama masyarakat Kecamatan Aruta pihaknya menghimbau kepada Pemkab Kobar, melalui dinas terkait harus segera memperhatikan serta mencarikan solusi agar setiap tahun wilayah Aruta tidak terkena musibah banjir.
“Kami sudah mempersiapkan tempat yang aman untuk masyarakat. Tapi masyarakat saat ini, masih memilih bertahan,” ujarnya.
Lanjut Marwoto, di Aruta ada lima desa yang terendam banjir diantaranya desa Nanga Moa, Kerabu,Gandis,.dan Kelurahan Pangkut yang dikatakan daerah terparah sedangkan untuk desa Pandau belum banjir belum begitu parah.
“Lubuk Ijo dan Panahan, seminggu yang lalu sempat terendam tapi sudah surut, meski banjir sudah biasa tapi,sebaiknya Dinas terkait segera mencari solusinya agar tahun-tahun yang akan datang tidak terjadi lagi banjir,” tegas Marwoto.
Bantuan dari Pemerintah lanjut Marwoto, bukan saja saat banjir juga pasca banjir, karena aliran air banjir membawa sisa sisa lumpur tanah yang menempel pada pohon sawit yang ketika turun hujan lagi, berdampak akan menimbulkan gatal pada kulit dan penyakit lainnya,karena masyarakat terbiasa mandi di sungai.
Sementara Kapolsek Aruta Iptu Mujiyo mengatakan pihaknya telah melakukan himbauan kepada warga agar tetap waspada, amankan barang barang yang berharga.
“Kami juga menghimbau agar warga berhati hati terhadap kabel kabel listrik karena sudah terendam air,.terutama jauhi dari jangkauan anak anak. Dan selama intensitas hujan tinggi,.pihaknya terus berpatroli memantau meski hambatan kondisi jalan yang parah dan terendam air. Bahkan ada beberapa desa yang tidak ada signal saat menggunakan HP,” beber Mujio.(man/beritasampit.co.id)