Dewan Sarankan Pemerintah Kembali Tata Drainase

    PALANGKA RAYA – Akibat guyuran hujan sejak rabu (1/3) dini hari hingga pukul 11.30 Wib, sejumlah ruas jalan seperti jalan Sisingamangaraja, Temanggung Tilung, Menteng, dan jalan-jalan disekitarnya tergenang air, bahkan hingga masuk ke dalam rumah.

    Hal itu pun mengundang perhatian kalangan legislator DPRD Provinsi Kalteng, Nataliasi.

    Menurut anggota Komisi A DPRD Provinsi Kalteng tersebut, menanggulangi genangan air disejumlah ruas itu, pihaknya meminta agar pemerintah harus turut andil dalam melihat pembangunan maupun tata kelola saluran air, agar kedepannya genangan air tidak menjadi agenda rutin pada saat Kota Palangka Raya diguyur hujan deras.

    “Yang perlu diperhatikan adalah tata kelola tata ruang pembangunan dalam membangun saluran air. Artinya, drainase yang harus di tata kembali dan juga pengelolaan hutannya. Ini semua karena hutan beralih fungsi, sehingga tidak seimbang serapan air oleh pohon-pohon yang sudah habis, dan provinsi Kalteng sendiri adalah wilayah yang diberi gelar jantung gambut dunia, tetapi serapan gambut berbeda dengan pohon kayu,” ungkapnya, rabu (1/3/2017).

    Anggota DPRD Kalteng dari Dapil III meliputi Kobar, Kotim dan Seruyan menjelaskan, antara pihak pemerintah dan masyarakat harus memiliki sinergitas untuk bersama-sama menjaga lingkungan. Pasalnya hingga saat ini, masih banyak sampah menutupi sejumlah drainase dan menjadi tempat tumbuh suburnya rumbut liar. 

    “Selama ini kita baru sadar apabila banjir sudah terjadi, dan drainase penuh dengan sampah serta rumput liar. Pembangunan ini harus dilakukan bersama,  bukan hanya urusan pemerintah saja tetapi juga ditunjang sikap dan kesadaran masyarakat untuk bersama-sama jaga lingkungan, disamping juga tata kelola kota oleh Instansi terkait,”tegasnya.

    Selain itu, sambung Nataliasi, tenaga kebersihan bersama-sama dengan pihak masyarakat selama ini telah bahu membahu membersihkan daerah yang berpotensi banjir, namun karena pembuangan air belum memadai untuk menampung curah hujan dadakan, perlu adanya pengkajian ulang terkait penataan dan pembangunan titik tampung tersebut.

    “Memang, selama ini tenaga kebersihan dan masyarakat sudah membersihkan daerah yang potensi banjir sewaktu dampak curah hujan yang tinggi dan dalam kisaran waktu lama, kita bukan daerah yang memiliki  potensi banjir tetap atau lama, ini di karenakan daerah pembuangan air yang belum memadai untuk menampung curah hujan dadakan. Ini yg perlu ditata dan dibangun dimana titik tampungnya.”jelasnya.

    Anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut juga mengatakan, untuk seputaran kota Palangka Raya, tidak perlu dilakukan penambahan kanal, pasalnya kota Palangka Raya sendiri telah dikelilingi oleh sungai besar.

    “Ini yang menjadi perhatian adalah tata kelola lingkungan khususnya pembuangan air tanpa merusak ekosistem,”katanya.(nt/beritasampit.co.id)