KASONGAN – Potensi alam Kabupaten Katingan yang sangat luar biasa masih belum banyak dilirik oleh masyarakat lokal, sehingga menjadi persoalan tersendiri dalam pembangunan berbasis lingkungan.
Visi lingkungan Konservasi Borneo, dan Kasongan Kota Hijau untuk pembangunan berbasis lingkungan, sepertinya tidak semua pihak menyambut visi tersebut.
Hal itu dapat terlihat dengan masih minimnya arah pembangunan dengan potensi masyarakat lokal, seperti pengembangan petani rotan.
Sarwipin S, salah satu aktivis lingkungan, memaparkan tentang kondisi alam di Kabupaten Katingan yang memiliki potensi yang luar biasa.
“Kearifan yang dilakukan oleh nenek moyang kita di bumi Isen Mulang sangat luar biasa, betul-betul mewariskan air kehidupan bagi anak cucunya, mereka menanam buah durian, langsat, dan aneka buah. Mereka wariskan kebun rotan, kebun karet sebagai upaya mitigasi dan adaptasi lingkungan, sehingga dapat kita nikmati warisan mereka,” ungkapnya saat diwawancari wartawan Beita Sampit, Kamis (2/03/).
Kemudian, lanjut Sarwipin, dirinya sangat menyayangkan dengan generasi muda yang sekarang telah pudar menjaga warisan nenek moyang.
“Namun sekarang kilas baliknya adalah kebijakan yang dilakukan oleh anak cucunya, akan mewariskan air mata bagi generasi mendatang. Tak ada kebun yang diwariskan oleh generasi sekarang, hanya gundukan pasir bekas pertambangan, luasan kebun sawit yang tak tau siapa pemiliknya, masyarakat kita dibangun menjadi kuli bagi pemilik perijinan,” tegasnya (Kwt/beritasampit.co.id)