Rotan Katingan Miliki Nilai Eksotis Sebagai Produk Ramah Lingkungan

    KASONGAN – Tak bisa dipungkiri, Kabupaten Katingan memiliki kekayaan alam yang luar biasa. Salah satunya rotan, yang masih dibudidayakan petani.

    Seperti yang diketahui, rotan merupakan bahan baku pembuatan perangkat interior, khususnya kursi rotan, yang sangat berkaitan dengan kreativitas dan keterampilan tangan para pembuatnya.

    “Rotan itu hasil budidaya petani rotan, oleh karena itu wajar kalau petani rotan berusaha untuk memasarkn hasil kebunnya. Kadi kalau pemerintah tidak ada kepeduliannya terhadap rotan, petani harus begerak untuk memasarkanya,” ujar Sarwipin, Ketua Lembaga Kolaborasi Peduli Pengusaha Rotan Ramah lingkungan Kalimantan Tengah, Kamis (2/3).

    Aktivis lingkungan itu mengatakan, tangan-tangan terampil yang mengalir dari tradisi tersebut telah banyak menghidupi orang, dan karya-karyanya telah tersebar di dalam tatanan interior rumah-rumah asri diberbagai negara. 

    Saat ini, lanjut Sarwipin, ada kecenderungan konsumen di Eropa, Amerika, dan Asia yang terpesona dan melirik produk kursi yang terbuat dari bahan alami, seperti rotan, dengan sentuhan tradisi dan ramah lingkungan.

    Kemudian, tambah mantan kepala desa Jahanjang itu, salah satu upaya untuk memperkenalkan keunggulan produk rotan kepada masyarakt harus dilakukan secara berkesinambungan. 

    “Kita diperkenalkan ke sekolah-sekolah, kelembaga swasta, dan juga pemerintah bahwa pada nilainya, rotan adalah produk yang ramah lingkungan, memiliki nilai eksotis, nilai artistik, dan nilai seni yang tinggi dan nilai gengsi bagi penggunanya karna telah menggunakn produk yang ramah lingkungan” pungkasnya. (kwt/beritasampit.co.id)