PARAH… Jalan Provinsi Lintas Kotim – Seruyan Kembali Rusak

    SAMPIT – Jalan poros Provinsi Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menuju Kabupaten Seruyan tampaknya rusak lagi. Pasalnya, jalan tersebut hampir dipenuhi dengan lubang-lubang yang cukup dalam, terkhusus di sekitar Desa Basawang hingga Desa Regei Lestari, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotim.

    Dalam pantauan Berita Sampit, lebar lubang di jalan diperkirakan setengah meter sampai 1,5 m dengan kedalaman sekitar 20 -30 cm. Tentu hal ini sangat mengganggu dan membahayakan pengguna jalan kawasan dua kabupaten tersebut.

    Dikatakan, Jamaludin, warga Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, jalan provinsi itu padahal sempat diperbaiki. “Namun kini, dilokasi sekitar perbaikan itu berlubang-lubang lagi, dan sangat mengganggu pengguna jalan lintas Kabupaten,” ucapnya.

    Menurutnya, kerusakan jalan itu disebabkan karena sering dilewati truk-truk pengangkut buah kelapa sawit, dan kopra yang melibihi tonase jalan.

    “Banyak truk – truk puso yang ada di pinggir jalan memuat buah kelapa dan hasil kopra mencapai 20 ton lebih, belum lagi berat truk pusonya. Padahal jalan tersebut hanya mampu menahan beban 8 ton saja,” ujar Jamaludin kepada Berita Sampit, Sabtu (4/3/2017).

    Parahnya lagi, tambah dia, truk-truk itu sepertinya bukan berasal dari Kalteng. “Dilihat dari platnya, bukan plat kalteng,” ucapnya.

    Kemudian, kata dia, sehubungan dengan menjelangnya kegiatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kabupaten yang diadakan di Kecamatan Teluk Sampit, April 2017 mendatang.

    “Tentu jalan rusak seperti itu setidaknya ada perbaikan. Kalau sopir atau pengguna kendaraan lainnya kurang berhati -hati bisa menyebabkan terjadi kecelakaan lalu lintas (Lakalantas), sehingga bisa menimbulkan korban jiwa,” ungkap Jamaludin.

    Oleh sebab itu, pihaknya mengharapkan perbaikan jalan secepatnya, dan kepada petugas terkait perlu menindak tegas kegiatan muatan truk puso yang melebihi kapasitas tersebut.

    Terpisah, Supiani warga Desa Samuda Besar, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, menambahkan rusaknya kondisi jalan provinsi itu memang karena truk jenis puso yang membawa muatan buah kelapa maupun hasil kopra berlebihan.

    “Sya dulu pernah mengisi truk puso semacam itu, tapi sekarang sudah lama berhenti. Muatan beratnya rata-rata truk mencapai 20 ton. Di mana rata-rata satu biji buah kelapa lebih kurang satu kilogram. Dan terkadang pembeli minta muatan truknya minta full, pastinya mencapai 21-22 ton atau 22.000 biji,” ujarnya. (mar/beritasampit.co.id)