SAMPIT – Banjir di pelosok desa Kabupaten Kotawaringun Timur, tenyata sudah terjadi sejak sepekan terkahir. Berdasarkan laporan beberapa kepala desa yang terkena banjir menyebutkan bahwa saat ini aktivitas warga terhenti untuk sementara.
Tidak hanya itu tempat layanan publik seperti puskemas, kantor desa juga terkena dampak banjir. Parahnya karena banjir sekolah juga ikut diliburkan. Seperti yang disampaikan Kepala Desa Paharingan M. Abadi bahwa didesa nya sudah terkena banjir sejak satu minggu yang lalu.
“Semua aktivitas lumpuh, jalan utama menuju ke desa kami ada yang terputus. Namun sekolah yang masih buka. Masyarakat kami juga tidak bisa bekerja khususnya yang menyadap karet dan memotong rotan. Kasihan mereka,” ujar Kades Pahirangan, Senin (6/3/2017).
Sementara hal yang sama juga terjadi di Desa Bajarau Kecamatan Parenggean dan Desa Hanjilipan. Diwilayah Desa Hanjilipan, sekolah sudah diliburkan dan fasilitas layanan publik tidak dapat berfungsi. Aktivitas disana juga lumpuh totol.
Begitu pula yang ada di Desa Kecamatan Bukit Santuai dan Antang Kalang. Ketinggian air di semua desa yang terkena banjir berdasarkan laporan sudah hampir mencapai 1 meter bahkan lebih. Jika tidak segera ada bantuan maka hal ini akan berdampak buruk. Terutama tempat tinggal sementara, makanan, dan pakaian, serta kesehatan mereka.
“Kami terus melakukan pendataan saat ini mungkin sudah ada sepeluh lebih desa di Kotim yang terkena banjir. Namun laporan yang masuk harus kami cek kelapangan terlebih dahulu. Nanti data resminya yang akan kami sampaikan. Untuk kordinasi juga sudah kami lakukan. Apabila bajir tidak surut dalam waktu dekat pasti akan ada bantuan,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Korim, Sutoyo kepada beritasampit. (raf/beritasampit.co.id)