SAMPIT – Perubahan cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi membawa dampak terhadap perubahan kualitas air, akibatnya bibit Ikan Jelawan di Keramba Jaring Apung, Kelurahan Kota Besi Hulu, Kecamatan Kota Besi banyak yang mati.
Berdasarkan laporan yang didapat Berita Sampit sekitar 300 an bibit ikan Jelawat mati. Sementara langkah Dinas Perikanan Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dalam kondisi ini hanya bisa memberikan peringatan terhadap perpindahan cuaca dan Ph air/tingkat keasaman air yang selalu berubah-ubah pada setiap waktu.
Fahrul Jainal Ilmi, Kepala Seksi (Kasi) Potensi dan Pengelolaan Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Kotim mangatakan untuk sementara cuma memberi peringatan kepada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan)
“Kita cuma memberikan peringatan kepada Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan) terhadap perubahan cuaca, karena hal seperti ini memang tidak bisa kita prediksi dan ini merupakan salah satu risiko dari keramba yang terletak di sungai, berbeda dengan kolam, kita masih bisa mengkondisikan/mengolah air,”Kata Fahrul kepada beritasampit.co.id, Jumat, (10/3/2017)
Ia berharap mudahan kondisi seperti ini tidak terlalu lama dan berdampak pada Kelompok Pembudidaya Ikan.
Sementara itu, Kerugian dari bibit ikan jelawat yang mati ini di taksir kurang lebih 1-2 juta.
“Kalau perkiraan karena tebar mulai tahun 2016 sampai sekarang, kerugian bisa mencapai 1 sampai 2 jt,”ungkapnya.
(bnr/beritasampit.co.id)