SAMPIT – Komunitas Emas dan Kawarran Mentawa Baru Ketapang punya cara sendiri memaknai Hari Perempuan Internasional. Minggu, 12/03/2017 melaksanakan bedah Film Pink.
Mereka menghadirkan narasumber Hj. Forisni Apriliesta, SH sebagai ketua P2TP2A (Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak) dan Gita Anggraini, M.Pd.I, akademisi di STKIP (Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan) Muhammadiyah Sampit.
Terpantau oleh Berita Sampit para
audience yang hadir sangat antusias mengikuti kegiatan tersebut. Dalam analisisnya mengenai Film Pink, Forisni mengatakan banyak sekali realita ketidakadilan gender di dunia termasuk Indonesia.
“Seperti halnya di Film tersebut, banyak sekali kasus pelecehan seksual yang korbannya adalah perempuan dan malah disalahkan. Padahal perempuan tersebut adalah korban.”ungkapnya
Sementara itu Gita Anggraini menyoroti tentang budaya Patriarkhi yang masih mengajar kuat dalam budaya di berbagai negara. Sehingga indikator ketidakadilan Gender masih sangat jelas terlihat. Misalnya Adanya sub ordinasi, marginalisasi dan kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan Psikologis dan fisik.
“Bahkan Di kalangan perempuan itu sendiri masih banyak yg menggap bahwa kekerasan Psikologis adalah hal yang wajar di terima oleh kaumnya. Seperti yang digambarkan dalam film Pink yang dibintangi Oleh Aktor Kawakan Hollywood Amitabh Bachan tersebut.”tegasnya pada Minggu 12/03/2017
Adapun moderator yang memimpin dalam Diskusi tersebut adalah Titi Haryati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Acara diskusi ini juga mendapat respon positif dari Audience yang cukup tertarik dengan tema yg disajikan film yang mendapat nilai 8.4 (Internet Movie Database) Imdb ini. Acara diakhiri dengan Penyerahan piagam kepada Narasumber dan foto bersama.
Sekedar mengigatkan bahwa Forisni juga sebagai Aktivis Perempuan yang sering menangani kasus Hukum perempuan, sedangkan Gita tadi yang juga sedang mengambil program doktor Di Universitas Islam Negeri bandung.
(jmy/beritasampit.co.id)