Harga Karet Mulai Tidak Stabil, Warga Cemas

    SAMPIT- Setelah sempat naik drastis harga jual karet kembali turun. Harga karet yang sebelumnya mencapai 10.000 per Kilo Gram itu kini hanya berkisar 8 ribu rupiah.

    Hal ini membuat masyarakat yang mayoritas petani karet di Kotawaringin Timur pada umumnya mulai cemas. Kecemasan warga dikarenakan nilai jual karet yang di khawatirkan tidak berimbang dengan nilai beli sembako.

    “Seminggu lalu sempat 10 ribu, sekarang sisa 8500,kalau terus turun bisa-bisa gak makan kita mas,” ungkap Dadang warga Desa Jemaras, Kecamatan Cempaga dibincangi beritasampit.co.id Senin (13/3/2016) pagi tadi.

    Menurut pria yang sudah puluhan tahun menggeluti profesinya ini, jangan sampai harga karet seperti yang terjadi pada tahun 2013 sampai dengan 2014 lalu.

    “Jangan sampailah ya, kalau harganya 4500 atau 5000 saya yakin tidak cukup memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi saat ini mencari pekerjaan sampingan sangat sulit,” jelasnya.

    Ditempat terpisah Uncah warga Desa Tumbang Batu, Kecamatan Telaga Antang juga menyatakan hal demikian, menurutnya mayoritas masyarakat di Kotawaringin Timur daerah Hulu khususnya merupakan petani karet.

    “Kalau harga karet anjlok, harus mencari kerjaan sampingan lagi, kerja di perusahaan sama saja, seperti kerja karet dengan harga 4500 per kilonya, mending kerja karet meskipun tidak cukup,” urainya.

    Dia meminta agar pemerintah daerah memberikan perhatian dan selusi agar para petani yang memproduksi karet tidak punah.

    “Karet itu sudah khas Kotawringin Timur,jangan sampai tenggelam lantaran tidak stabilnya harga dengan nilai sembako, kami berharap pemerintah bisa membantu,peran DPRD juga sangat berarti dalam hal ini,” pintanya saat singgah di sebuah warung di Jalan Tjilik Riwut KM 78 Desa Bukit Raya tadi pagi.

    (drm/berita sampit.co.id)