Masalah Beras “Berkutu” Untuk Korban Banjir Aruta Jadi Heboh

    Masalah Beras “Berkutu” Untuk Korban Banjir Aruta Jadi Heboh

    PANGKALAN BUN – Ditemukannya Beras Bulog yang berkutu dan bau ,kini dikalangan Pemkab Kobar jadi heboh. Akhirnta Dinas Sosial buru-buru mendatangi Gudang Bulog di Pangkalan Bun, Senin (13/3).
    Gusti Nuraini Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kobar didampingi Kepala Sub Drive Bulog Pangkalan Bun M sholeh langsung membuka beberapa karung beras untuk melihat langsung kualitas beras yang tersimpan digudang bulog dabnmengambil simple beras cadangan pemerintah yang masuk gudang pada tanggal 19 Agustus 2016.

    “Dalam penyaluran beras bantuan untuk warga yang terkena banjir selain dari Dinas Sosial juga BPBD menyalurkan beras bantuan yang sama menggunakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang tersimpan di gudang bulog ini”,ungkap Nuraini.

    Namun menurutnya, Dinas Sosial dalam menyalurkan logistik langsung ke desa desa tidak ditumpuk diposko yang ada dikantor Kecamatan Arut Utara.

    “Sesulit apapun lolasinya meski jalan darat putus maka kami tetap sampai ke desa desa dalam penyaluran logistik, karena kami menyalurkan langsung ke desa desa,”. Katanya.

    Dia menambahkan jatah beras CBP untuk Dinas Sosial sebanyak 5 ton dan baru digunakan sebanyak 2,6 ton.

    Sementara M Sholeh Kepala Bulog, bersikukuh bahwa kwalitas yang dikeluarkan dari gudang bulog untuk korban banjir dengan jenis medium dan layak untuk di konsumsi.

     “Jenis CBP memang dari pusatnya menggunakan jenis medium, dengan total BBP untuk Kobar sebanyak 100 ton baru di keluarkan untuk korban banjir sebanyak 10 ton lebih”,tegas M Sholeh.

    Untuk ketahanan kwalitas beras menurut Sholeh pihaknya selalu melakukan penyemprotan terhadap tumpukan beras digudang agar kutu kutu beras mati. ” Kami akan turun ke Arut Utara dengan membawa beras pengganti dengan jenis yang sama yakni medium,”. Ujarnya.

    Pantauan beritasampit.co.id digudang bulog, ditemukan kutu kutu yang memang sudah mati dari simple beberapa karung beras yang dibuka Dinas Sosial. Namun pihak Bulog tetap bersikukuh berasnya layak di konsumsi meski ditemukan kutu bahkan berbau, dengan warna beras sudah menguning.

    “‘Ini kalau dicuci kutu kutunya akan terbuang juga baunya, dan beras ini bisa untuk dimakan,”Kata M Sholeh.

    (Man/berita sampit)