​Proses Kegiatan Belajar Mengajar SDN 1 Pamalian Terancam, Disdik Dinilai Membiarkan

    SAMPIT – Masalah kekurangan guru memang menjadi masalah klasik bagi sekolah-sekolah yang berada di pedalaman Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun berbeda halnya dengan masalah kekurangan guru yang ada di SDN 1 Pamalian, Kecamatan Kota Besi, Kotawaringin Timur.

    Dua tahun ajaran sebelumnya guru yang mengajar di sekolah ini terbilang komplit sehingga proses kegiatan belajar mengajar (KBM) berjalan dengan lancar. Namun belakangan, guru yang ada di SDN 1 Pamalian banyak melakukan mutasi ke kota dengan berbagai alasan.

    Hal ini tentu bertolak belakang dengan program pemerintah Kotim, tentang adanya pemerataan guru baik dari penerimaan tenaga kontrak ataupun CPNS. Dinas Pendidikan dinilai melakukan pembiaran baik UPT kecamatan ataupun kabupaten.

    Karena melakukan mutasi tanpa cek n ricek ke sekolah apkah lebih atau kurang. Kepala Sekolah SDN 1 Pamalian, Rita Sasmia saat dikonfirmasi mengungkapkan saat ini ada 2 kelas yg tidak ada gurunya yaitu kelas 1 dan 4, sehingga 1 guru bisa 2 kelas hal ini tentu menyusahkan guru tersebut.

    “Hanya ada dua PNS disini mas, saya dan ada 1 lagi. Inipun lagi sakit. Saya sudah mengusulkan penambahan guru namun blm ada realisasi. Saat ini sekolah ini sudah mengangkat tiga guru honorer, dengan dana bos terbatas tentu kami tidak dapat lagi mengangkat guru tambahnya. Saat ini sekola menggaji guru 500.000 prbulan. Bersykur sekali guru disini mau. Klo gurunya jauhkan kasian mas, sekolah disini jauh,” ujarnya, Kamis (16/3/2017).

    Hal ini dibernarkan oleh tenaga pendidik yg ada disana, Toto Widyanto. “Saya bingung melihat ini, guru bukannya mutasi ke desa malah ke kota dan ini disetujui oleh dinas pendidikan dan BKD. Kasian murid disini antusias belajar tinggi, rajin sekolah tapi gurunya tidak ada,” kata Toto.

    Dia menambahkan bukan hanya kota yang harusnya mendapat pembelajaran yang lebih baik, namun desa pun demikian. “Kasian itu klas 1 gak ada gurunya ya pasti keluar ruangan bermain. Melihat kondisi ini harusnya ada tindakan sesegera mungkin dari dinas pendidkan. Jangan dibiarkan dan jangan menunggu terus. Kasian sekolah-sekolah yang nasibnya sama seperti ini,” ungkapnya.

    (ist/raf/beritasampit.co.id)