Oleh : Maman Wiharja***
DULU ketika Ujang Iskandar masih menjadi Bupati Kotawaringin Barat, sempat meyewa mesin (genset) seharga Rp 6 milliar lebih, demi terang benderangnya Kota Pangkalan Bun dan sekitranya.
Seiring dengan perjalanannya kinerja PLN, setelah Pemkab Kobar usai menyewa genset, menyusul sering rusaknya PLTU Kumai, yang sebelumnya diharapkan bisa memasok energi listrik untuk PLN, malah sampai sekarang PLTU Kumai, dikatakan sudah “Inalillahi”.
Sebab mesin-mesinnya diduga bekas buatan Cina, menambah nasib PLN Rayon Pangkalan Bun semakin ‘terseok-seok’.
Dikala ‘terseok-seok’ itulah, jajaran PLN Rayon Pangkalan Bun, walaupun terus berupaya,bl bagaimana caranya mengatasi kekurangan engergi. Namun, tetap berbagai cemoohan dari masyarakat pelanggan terus datang ke PLN.
Dan pihak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) pun sempat menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan PLN, ditambah ‘marah’nya Bupati Bambang Purwanto, kala itu sempat berkoar akan memecat manajer PLN.
Tapi, masih tetap pemadaman bergilir terus berlanjut. Akhirnya masyarakat pelanggan yang dimotori KNPI Kobar, sempat demo ke kantor PLN. Setelah didemo, sekitar satu tahunan 2015-2016, listrik PLN kembali normal.
Sekarang, sudah lebih dari satu bulan PLN. Rayon Pangkalan Bun, kembali ”terseok-seok” akibat kekurangan daya pembangkit. Maka selama ini, sejak awal Maret 2017 sudah 23 hari aksi pemadaman bergilir kembali terjadi. Bahkan Kamis (23/3/2017), pemadaman bergilir sudah beralih kepemadaman total.
Buktinya, Kamis (23/3), biasanya pemadaman bergilir disekitar Jl.HM.Rafii dan sekitarnya siang Pukul 10.00 WIB lampu mati, ternyata matinya tembus sampai ke Kota Pangkalan Bun.
“Biasanya di Kantor Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) siang ini lampu nyala, kenapa yah jadi mati sama dengan di Jl.HM.Rafii,” tanya sejumlah wartawan yang akan mengetik berita di Kantor PWI Kobar.
Sekarang Manager Rayon PLN Pangkalan Bun yang dijabat oleh Drie Alsi Laksana, yang menindak lanjuti Manajer lama Purwanto, siap mendatangkan 13 unit mesin sewa, untuk mengatasi kekurangan daya.
Yang menjadi pertanyaan penulis, nanti saat 13 unit mesin diesel sudah dipasang, bisakah mengatasi krisis listrik di Kabupaten Kobar…?
KITA TUNGGU SAJA HASILNYA.
(Penunils adalah wartawan senior Kotawaringin Barat)