PALANGKARAYA – Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Provinsi Kalteng rupanya serius mengenai ancaman terorisme dan radikalisme di wilayah Kalteng.
Kembali selenggarakan kegiatan preventif berupa dialog publik mengenai pencegahan faham terorisme dan radikalisme di Kalteng, BNPT melalui Forum Koordinasi Penanggulangan Teroris (FKPT), Gandeng Lembaga Dakwah Kampus (LDK) sebagai partner dalam kegiatan ini.
Adalah Nasir Abbas seorang mantan teroris yang turut diundang sebagai salah satu pembicara, laki-laki yang pernah menjadi salah seorang instruktur bidang persenjataan di organisasi teroris Jamaa’ah Islamiah (JI) ini berhasil membuat peserta penasaran akan pengalaman dan rekam jejaknya sewaktu menjadi teroris.
Melalui materi yang dia sampaikan, Nasir Abbas mengaku mempunyai 13 nama serta 3 Paspor dari negara berbeda yang dia kantongi sewaktu menjadi teroris dulu. Maklum saja, pekerjaannya sebagai seorang instruktur bidang persenjataan mengharuskannya bepergian ke base-base JI di berbagai pelosok-pelosok negara berbeda.
Namun, sepandai-pandai tupai melompat pasti pernah jatuh juga. Sepak terjang Nasir Abbas akhrinya berakhir di balik jeruji besi. Sejak saat itu, dia menyadari bahwa apa yang dia lakukan selama ini adalah salah. Dan bertentangan denga ajaran Agama yang dia anut dan bukan sebaliknya.
“Kenapa kita membunuh orang yang tidak berdosa dengan keji, padahal mereka tidak pernah berbuat salah terhadap kita. Bayangkan seandainya keluarga kita yang menjadi korban” ucap Nasir Abbas.
Semoga Kalimantan Tengah yang kita cintai ini selalu aman dan damai.
(Dvd)