SAMPIT – Dermaga milik Dinas Perhubungan Kotim, yang diserahkan kepada Pemerintahan Desa (Pemdes) Sei Ijum Raya, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kabupaten Kotawaringin Timur, kini dirusak oleh dua orang preman kampung.
Pasalnya, pelabuhan yang kini dikelola desa untuk Ferry penyeberangan membawa kendaraan dirobohkan sang preman tersebut. Alasannya, pekerjaan yang dilakukan warga desa setempat sengaja menyaingi pelabuhan milik perikanan yang dual pungsikan lebih dulu membuka tempat penyeberangan kendaraan.
Informasinya, pelabuhan milik desa yang dikelola BUMDes untuk keperluan penyebrangan kendaran ke desa tetangga seberang kabarnya dirusak pada, Minggu (9/4/2017) dini hari.
Atas pengelolaan desa tersebut angkutan penyebrangan mulai berjalan lancar dan membuat beberapa preman tak senang hati. Karena merasa tersaingi, merekapun membuat ulah.
Sengaja merobohkan jembatan kayu ulin milik desa tersebut. Peristiwa kejadian itu terungkap kala warga mau menurunkan kendaraan di dermaga itu. “Motoris klotok kaget melihat pelabuhan itu putus hingga rusak. Dan mereka lantas menghubungi pemilik klotok via handpon.
“Kita datang kedermaga ternyata pelabuhan itu sudah roboh,” kata Anang Salam sedih. Tak begitu lama melihat itu, datang warga bernama Juli melontarkan kata bernada kasar. Katanya, mengambil pekerjaannya.
Sedang pelabuhan darurat milik Dinas Perikanan disamping utara yang mereka kelola seakan tersaingi hingga membuatnya naik pitam. “Juli yang merasa jagoan mengancam dengan mengeluarkan pisau di sela pinggangnya. Beruntung sempat ditangkap oleh warga. Tak berapa lama Mahjuri ikut membantu. Berutung masih bisa dilerai warga sekitar,” tandas Anang.
“Kita juga bingung katanya, alasan mereka marah -marah kepada kita tak mendasar. Padahal kita tidak pernah bermasalah mencari rezeki masing-maing, hanya karena penyeberangan saja, dan kita sah menurut aturan yang dikelola desa,” terangnya.
Masalah rejeki, lanjutnya tergantung pemilik kendaraan. Apa lewat dermaga desa atau lewat dermaga perikanan maupun lewat terserah pemilik kendaraan.”Itu tergantung rezeki masing -masing, yang jelas kita tidak pernah menggagu,” ujarnya.
Sementara, Kepala desa Sei Ijum Raya, Darmansyah ketika dikonfirmasi beritasampit.co.id, Senin (10/4/2017) dikantornya membenarkan kejadian tersebut. Bahwa jembatan penyeberangan milik desa telah dirusak. Dan sengaja digergaji bagian bawahnya, agar aktifitas orang bawa kendaraan tidak bisa kedermaga desa dan berpindah kedermaga perikanan maksudnya. Pengrusakan tampak beberapa meter.
“Jembatan yang kita buat memanjang dipotong menggunakan gergaji hingga putus sekitar 2 meteran,” ungkap kades. Ditegaskan Kades, kita sudah melaporkan yang bersangkutan ke pihak Polsek Jaya Karya pada Minggu malam atas pengurusakan pasilitas desa tersebut.
“Mereka dua orang itu dijemput dan mengaku telah merobohkan jembatan dan berjanji memperbaiki asset milik desa di hadapan aparat kepolisian. Andai itu belum ada perbaikan kami akan serahkan ke aparat berwajib untuk mengusutnya kembali karena terbukti berbuat kriminal dengan mengancam warga dengan senjata tajam dan merusak pasilitas umum,” tandasnya.
(mar/beritasampit.co.id)