PALANGKA RAYA – Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Palangka Raya (KBM-UPR) kembali turun kejalan. Kini aksi lebih besar dibandingkan tanggal 24 maret 2017.
Aksi kali ini menuntut Rektor UPR Prof. Ferdinand untuk mundur, karena dinilai gagal dalam memimpin Kampus Terbesar di Kalimantan Tengah, tidak transparan dan akuntabelnya dalam hal pengelolaan keuangan serta di nilai begitu otoriternya dalam upaya mengamankan posisinya.
Aksi dimulai melalui swifing dari tiap fakultas mulai dari Fakustas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan Sekretariat BEM UPR menuju satu titik yaitu gedung rektorat. Senin, 10/04/2017
Jacob salah satu mahasiswa peserta aksi dari FISIP mengatakan “saya sengaja turun kejalan bersama ribuan mahasiswa UPR dari berbagai Fakultas lainnya untuk satu tujuan yaitu resah dengan keadaan kampus, tidak transparannya rektor terhadap pengelolaan keuangan, biaya UKT yang tinggi namum fasilitas kampus jauh ketinggalan, masih banyak pungli dikampus, serta sangat otoriter dalam peraturan yang dibuatnya baru-baru ini, maka kami tegas bahwa rektor harus mundur. Tegas Jacob.
(dsz/beritasampit.co.id)