​WOW…700 Hektare Padi di Desa Tanjung Terantang Gagal Panen

    PANGKALAN BUN – Sedikitnya, sekitar 700 hektare dari seribu hektare lahan pertanian di desa Tanjung Terantang Kecamatan Arut Selatan Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), dinyatakam fuso, alias atau gagal panen.

    Gagal panen terjadi sejak tahun 2016 dan 2017. “Gagal panen, karena dampak dari larangan pembukaan lahan tidak boleh dibakar, akhirnya lahan pertanian kami diserang hama,” ujar Rohim, petani setempat, Sabtu (29/4/2017).

    Ia mengatakan jika pembukaan lahan pertanian tidak di bakar, hama seperti tikus tidak mati. Sehingga ketika padi tumbuh dan mulai berbuah, tikus dan hama lainnya menggerogoti tanaman tersebut.

    “Biasanya saat pertanian kami waktu masih di bakar itu hasilnya bagus. Dari satu hektare bisa menghasilkan rata-rata dua sampai empat ton. Sementara saat ini tidak sampai 1 ton,” katanya.

    Dampak dari gagal panen itu, Desa Tanjung Terantang yangdulu menjadi lumbung padi di Kecamatan Arsel, kini tinggal cerita. Bahkan persediaan beras para petani untuk dikonsumsi sehari-hari juga nyaris habis,kalau mengandalkan beras dari Dolog,kualitasnya kurang bagus.

    “Terpaksa para petani di sini tidak bisa makan beras hasil panen sendiri karena beras yang kami panen itu terakhir pada tahun lalu dan hasilnya sedikit. Kami makan nasi dari beras yang kami beli dari warung,” katanya.

    Petani di desa tersebut meminta pemerintah segera turun tangan memberikan solusi supaya panen mereka kembali baik. Dikhawatirkan jiga kondisi ini terus terjadi, lahan masyarakat bisa beralih fungsi menjadi perkebunan sawit.

    “Kalau masalah perut apapun bisa dilakukan termasuk mengalihkan lahan yang tadinya ditanami padi jadi kelapa sawit. Namun,untuk makan sehari-hari terkadang dari hasil tanaman palawija.Dan sebagian sudah mulai terjadi, para petani sebagian sudah menanam kelapa sawit di lahan pertaniannya,” beber Rohim.

    (man/beritasampit.co.id)