​Mayor TNI.AU. Kal Faktur “Buka-Bukaan” Tentang Kasus Pemukulan, Ini Ceritranya…

    PANGKALAN BUN – Namanya khilaf, lupa, emosi, yang datang secara tiba-tiba tidak bisa dihindari oleh semua manusia, termasuk oleh Mayor TNI.AU Kal Faktur Arifin, yang tiba-tiba memukul salah seorang warga Desa Pasir Panjang, Kecamatan Arsel Kabupaten Kobar, belum lama ini.

    Dan kasus pemukulan tersebut, sampai sekarang masih terus berkepanjangan dibicarakan. Bahkan ceritranya jadi berbaur dengan “intrik-intrik” tertentu.

    Padahal, menurut pengakuan Kal Faktur Arifin, saat membuka awal kejadian kasus pemukulan, dia tidak merasa mengucapkan kata dan kalimat yang dianggap melecehkan salah satu suku.

    “Jujur saja, saya hanya mengatakan bahwa saya tidak merasa takut, kalau saya benar, itu saja. Tidak ada, ucapan lainnnya apa lagi melecehkan salah satu suku,” ungkap Kal Faktur Arifin, buka-bukaan dengan lebih dari 10 wartawan di rumah dinas  Dan Lanud Iskandar Pangkalan Bun,yang baru dilantik TNI.AU.Letkol (Pnb). Ade Fitra, Minggu (11/6/2017) malam dirumah dinasnya.

    Menurut Kal Faktur Arifin, kalau memukul diakuinya benar. “Memang waktu itu saya merasa khilaf,” akunya. Sambil, menceritrakan bagaimana dirinya bisa memukul orang lain.

    “Malam itu, usai menghadiri  undangan buka puasa bersama, saya tergesa-gesa mengejar waktu mau salat tarawih, ketika mobil saya masuk simpang bundaran Tugu Pancasila, tiba-tiba jalur jalan depan mobil saya, dipotong dipepet oleh salah satu mobil, yang nyaris mobil saya mau nabrak. Kemudian saya kejar, dalam pengejaran saya menyiap dan menghalang-halangi, tujuannya agar mobil yang dikejar oleh saya berhenti,” terang Faktur Arifin.

    Dijelaskannya, kalau mobil yang dikerjarnya kemudian berhenti. Faktur Arifin, akan menanyakan apa sebabnya memotong jalur berkendara. Namun mobil yang dikejarnya tidak mau berhenti.Tapi setelah berada di sekitar Desa Pasir Panjang, mobil yang dikejarnya tiba-tiba berhenti didepan sebuah toko.

    “Kemudian, saya tanyakan apa maksudnya tiba-tiba memotong jalur kendaraan saya. Dia tidak mau minta maaf, akhirnya saya tiba-tiba terpancing emoisi dan khilaf langsung memukul pengendaran mobil yang memotong jalur mobil saya, yaitu Freddy (53) warga Desa Pasir Panjang.

    “Nah saat itu putra Freddy (Giancarlo Fiesta) berupaya merekam kejadian tersebut, karena masih emosi maka ia juga saya pukul,” ujar Fatkur mengakui perbuatannya. Dan setelah, kejadian kedua belah pihak telah berangkulan saling memaafkan.

    “Kalau Freddy dan keluarganya kemudian melaporkan peristiwa pemukulan saya sampai ke POM.TNI.AU, itu haknya Freddy,” imbuh Kal Faktur Arifin.

    “Nah, itulah ceritra yang sebenarnya dari staf saya. Saya mohon kepada para wartawan jadilah moderator informasi yang penuh bijak, jujur dan tanggungjawab. Jangan sampai kasus ini, beritanya ditambah-tambah, diperuncing, sehingga menimbulkan keresahan dimasyarakat,” kata Dan Landun Iskandar Pangkalan Bun TNI.AU. Lekol (Pnb) Ade Fitra.

    (man/beritasampit.co.id)