Jembatan Menuju Pasantren Al Hijrah Kelurahan Basirih Hilir Memperihatinkan

    SAMPIT – Jembatan Sapihan Kecil, Kelurahan Basirih Hilir panjang 28 meter, lebar 4 meter menuju Pasantren Al Hijrah Kelurahan Basirih Hilir, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan (MHS), penghubung antara jalan Mujahidin menuju jalan Syahrin Duwahid, memperihatinkan.

    Jembatan yang dibangun sejak tahun 1980 an hingga sekarang belum juga ada perbaikan. Kini pondasi jembatan itu mulai miring hingga sebagian lantainya pun sudah ada yang bolong.

    Informasi yang dihimpun beritasampit.co.id dilapangan, jembatan penghubung antara jalan Mujahidin dengan jalan Syahrin Duwahid menuju Pondok Pesantren Al Hijrah hingga Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Mentaya Hilir Selatan (MHS), Samuda, sudah beberapa kali mengalami kerusakan.

    Masyarakat setempat  sudah sering melakukan perbaikan dengan swadayanya. Kini jembatan kayu ulin yang berumur sekitar 37 tahun itu mulai miring sedang papan lantai kayunya mulai rusak dan ada yang berlobang, masyarakatpun hanya memberikan tanda penghalang kayu berupa reng sebagai tanda peringatan agar masyarakat pengguna mengetahui rusaknya.

    Pimpinan Pondok Pesantren Al Hijrah, Ustadz Anwar Nuris ketika dikonfirmasi beritasampit.co.id menuturkan, bahwa jembatan Sapihan Kecil, Kelurahan Basirih Hilir yang dalam Kota Samuda kerusakannya beberapa kali selalu perbaikan dengan swadaya masyarakat setempat. “Kerusakan yang sangat patal sudah ada empat kali dan kita lakukan perbaikan bersama, ” kata ustaz Senin (31/7/2017) siang.

    Lanjutnya, karena keseringan rusaknya hingga dari masyarakat pun ogah memperbaikinya. Dan dibiarkan begitu saja. Karena katanya, beberapa kali masyarakat sudah mengusulkan mulai dari tingkat RT, RW, kelurahan hingga kecamatan melalui Musrenbang masih belum ada tanggapan.

    “Padahal usulan kita sampaikan satu paket sama jalan dan jembatannya, namun dapat perbaikan pengaspalan jalan saja, padahal pembangunan jembatan sangat dibutuhkan masyarakat luas,” pinta ustadz Nuris nan akrab disapa.

    Diapun berharap kepada pemerintah meninjau ulang yang sudah mereka usulkan melalui Musrenbang itu, sedang sipatnya penting karena yang menggunakan jembatan banyak dari kalangan anak-anak sekolah dan masyarakat umum. “Kami sebagai masyarakat sangat mengharapkan pembangunan jembatan itu,” kata Ustadz yang juga Ketua MUI Kecamatan itu.

    Sementara Tokoh masyarakat Samuda,  H Anang Sulaiman menambahkan, jembatan itu berada dalam wilayah kota, yang memang banyak permukiman penduduk didalamnya. Pentingnya akan perbaikan jembatan bagi warga masyarakat agar lebih nyaman menuju ke Masjid sekitar maupun para pelajar menuju ke sekolah.

    “Kita berharap jembatan miring dan berlobang itu dapat pembangunan secepatnya,” Harap donatur dan juga Pembina Yayasan Pendidikan Islam ( YPI) Al Madaniyah ini. Terpisah,  Lurah Basirih- Hilir,  Abdullah,  S.Sos ketika dikonfirmasi mengatakan, jembatan Sapihan kecil itu sudah diusulkan melalui Musrenbang kelurahan maupun Kecamatan sejak beberapa tahun lalu selalu terus kita usulkan.

    Mulai tahun 2014, 2015 dan 2016 usulan tetap berlanjut. “Tahun 2016 kita dapat pengaspalan jalan Mujahidin hingga batas jembatan itu saja. Padahal dulunya usulan satu paket dengan jembatan,” ujarnya dikantornya.

    Menurutnya, tertundanya itu mungkin lantaran defisitnya anggaran sehingga berdampak pada pembangunan didaerah. “Mudah-mudahan dianggaran perubahan ada tanggapan pembangunan dari Pemerintah Kabupaten. Kalau belum jua bisa ke 2018,” katanya prediksi.

    (mar/beritasampit.co.id)