PANGKALAN BUN – Bupati Kotawaringin Barat (Kobar), Hj. Nurhidayah, bersama masyarakat melakukan gotong royong mengarungi pasir untuk menimbun penahan ombak (gelombang), yang mengakibatkan abrasi di Pantai Pesisir Desa Keraya, Kecamatan Kumai, Sabtu (23/12/2017).
Tampak hadir Wabup Kobar Ahmadi Riansyah, dan sejumlah Kepala SOPD, Camat Kumai, Staf PT BGA/ASMR Aparatur Desa Keraya, serta PWI Kobar.
“Ini masalahnya alam, bukan buatan manusia kapan saja bisa terjadi musibah. Jadi sebelum terjadi musibah kita, sebagai manusia harus mau berusaha untuk mengantisifasinya. Seperti halnya musibah abrasi pantai, kita berusaha untuk sementara menimbun, pinggiran pantai yang terkena abrasi,” kata Nurhidayah, saat dibincangi beritasampit.co.id, disela-sela kerja bakti.
Menurutnya, pembangunan sejumlah benteng pemecah ombak/gelombang sebelumnya sudah dibangun. Namun menurut laporan Kepala Desa Keraya, sejumlah benteng beton pemecah gelombang yang telah dibangun tidak sesuai dengan arah angin laut, sehingga benteng-benteng tersebut kurang membantu untuk memecah gelombang.
“Jadi nanti pada tahun 2018,Pemkab Kobar telah menyiapkan anggaran untuk kembali membangun benteng pemecah gelombang.Tapi nanti, saya anjurkan kepada Dinas PUPR dan rekananya, sebelum membangun, harus koordinasi dengan Kepala Desa Keraya untuk bersama-sama memasang benteng pemecah ombak sesuai dengan arah angin laut,” ungkap Nurhidayah.
Terpisah, Deden,Kepala Bidang Pengairan Dinas PUPR Kabupaten Kobar saat dikonfirmasi beritasampit.co.id, mengatakan bahwa masalah angin memang sangat mempengaruhi lajunya arus gelombang laut.
“Pengaruh angin laut, karena suah diatur oleh alam juga sering tidak menentu. Pemasangan bongkahan beton, yang sudah jadi beberapa benteng,bukan salah masang, atau tidak mengikuti arah angin.Tapi justru setelah sejumlah benteng itu selesai dibangun kemudian arah angin lautnya ada perubahan,” jelasnya.
Ditambahakan Deden, sejumlah benteng beton pemecah ombak yang sudah terpasang, yang sebelumnya diisukan mubazir. Sebenarnya tidak mubazir, dan masih tetap berguna. “Itu kan karena arah angin selalu berubah-ubah,” terang Deden.(man/beritasampit.co.id)