Cegah Karhutla, Petani Tradsional Jangan Bakar Lahan

    SAMPIT – Guna mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur, para petani tradisional, khususnya di wilayah hukum Kecamatan Pulau Hanaut di imbau ketika hendak membuka lahan agar jangan menggunakan cara membakar.

    Wakil Ketua DPRD Kotim Supriadi MT, mengajak kepada para petani agar mengubah cara bertani dan berkebunnya, dengan cara mengolah lahan mereka tanpa harus membakar lahan tersebut.

    “Kepada kelompok tani, petani dan pekebun mari kita mengolah lahan itu dengan cara diolah, mungkin itu cara yang lebih baik, jangan sampai dibakar,” ungkapnya Selasa, (30/1/2018) di Sampit.

    Dia juga memaparkan bagaimana cara mengolah lahan tersebut tanpa menggunakan cara kriminal seperti membakar lahan, bisa belajar dengan para petani dan pekebun yang ada di daerah lain, yang sudah jauh lebih maju.

    Ditegaskannya, masalah penanggulangan Karhutla bukan hanya tugas Polisi dan TNI, tetapi juga merupakan tanggungjawab lintas sektoral, termasuk masyarakat, terutama para petani.

    Sementara itu, sebelumnnya kebakaran lahan kembali terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur. Kali ini, sekitar 200 hektare lahan warga di Desa Babirah, Kecamatan Pulau Hanaut, habis dilalap api, diperkirakan sekitar 1.500 pohon sawit juga ikut terbakar.

    Warga desa setempat, Sukardi, mengatakan kebakaran tersebut terjadi pada Kamis (25/1/2018) siang sekitar pukul 11.00 WIB. Api baru padam sekitar pukul 19.00 WIB, setelah menghanguskan kebun dan ladang masyarakat sekitar 200 hektare.

    Kejadian ini sangat disayangkan warga, mengingat kebakaran terjadi lantaran ulah salah seorang warga yang sengaja membakar lahan untuk berkebun.

    (drm/beritasampit.co.id)