Ketua KNPI Kalteng Jadi Konsultan Politik, Yuk Simak Strateginya

REDHA/BERITA SAMPIT - Ketua KNPI Kalteng, Rahmad Handoko saat dimintai pendapat oleh mahasiswa Universitas Palangka Raya tentang strategi politik independen, Selasa 10 Maret 2020 di Sekretariat KNPI Kalteng.

PALANGKA RAYA – Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalimantan Tengah (Kalteng), Rahmad Handoko dimintai pendapat soal strategi politik oleh mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Palangka Raya, Egi yang melakukan penelitian, Selasa 10 Maret 2020 di Sekretariat KNPI Kalteng.

Rahmad Handoko dimintai pendapat pencalonan pemimpin independen, mulai dari pembentukan tim yang merata, mengenalkan dan promosi calon pemimpin yang diusung ke masyarakat, persiapan kampanye, strategi kampanye, hingga memetakan masyarakat yang akan menjadi sasaran kampanye, khususnya pada pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Palangka Raya.

Menurut Handoko, cara promosi calon pemimpin independen tentunya tidak terlepas dari track record sebelumnya, sehingga dengan memperhatikan segala prestasi yang pernah diraih calon pemimpin, itu dianggap masyarakat sudah mengenal jelas sosok calon pemimpin tersebut.

Terkait persiapan kampanye, kata dia, kampanye berlangsung tentunya mengumpulkan masyarakat dengan segala upaya yang dilakukan tim sukses. Kampanye menurutnya, menyapaikan visi misi dan program apa saja yang menjadi pokok utama pembangunan daerah dalam hal mensejahterakan masyarakat.

BACA JUGA:   Ini Isi Imbauan Bawaslu Kalteng kepada Gubernur

Selain itu, dijelaskan Handoko, tentang media kampanye calon independen, katanya, tidak terstruktur masif seperti partai politik yang memiliki jejaring hingga ke bawah, “Kita juga punya jejaring sampai ke bawah, cuma yang
pasti media kita adalah face to face, ketemu dengan tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda dan lain sebagainya,” ujar mantan Ketua Umum HMI Cabang Palangka Raya itu.

Ia melanjutkan, bahwa itulah menjadi media dalam kampanye independen, dengan keliling jalan ke setiap rumah warga bertegur sapa dan silaturahmi. Kalau kampanye media sosial menurutnya, hanya 5% efektif mampu mendulang dukungan masyarakat.

Sementara itu, untuk memetakan masyarakat sebagai target sasaran kampanye, kata Handoko, menjadi target utama adalah para tokoh masyarakat yang dianggap mampu untuk memberikan kontribusi dukungan melalui jejaring tokoh tersebut, dengan medote pendekatan kekeluargaan baik dari segi suku, agama, sosial kemasyarakatan bahkan pendekatan melalui hobi yang kerap dilakukan dengan teman-teman lain, baik teman kantor maupun teman masa kecil, teman bermain dan lainnya.

BACA JUGA:   Tumbuhkan Jiwa Kreativitas dan Inovasi di Lingkungan Masyarakat, Pemprov Kalteng Gelar Lomba Inovasi TTG

“Ya kalau kita katakan tidak jauh beda dari rasa kekeluargaan, karena pertemanan masa lampau itu tadi, nah itu. Jadi metodenya kekeluargaan, kedekatan masa lampau, pernah sama-sama beraktivitas di sebuah wadah, baik itu di organisasi, tempat kerja maupun yang lainnya,” tuturnya.

Terkait penyebaran tim sukses dan simpatisan Handoko memaparkan, bahwa tentunya harus merata ke setiap wilayah, karena hal ini juga menjadi syarat calon independen mendaftar di KPU. Sehingga calon independen harus memiliki tim dan simpatisan disetia kelurahan/desa untuk memudahkan koordinasi ketika kampanye hingga pemilihan.

Lebih menarik dijelaskan Handoko, bahwa soal kekalahan calon independen baginya, karena figur harus menarik sesuai perkembangan dan kondisi politik daerah. Apa lagi kata dia, pada saat dinamika politik sedang ramai kepala daerah dimpimpin anak muda milenial, maka kaum milenial menjadi sorotan. Selain itu, kekuatan politik calon yang diusung partai politik tentunya jejaring partai memiliki basis tetap. (Rda/beritasampit.co.id).