Edukasikan Pengolahan Lahan Gambut, BRGM RI Gelar SLPG di Sampit

SEKOLAH LAPANG : ARIFIN/BERITA SAMPIT – Narasumber saat menjelaskan tentang cara pengolahan lahan gambut tanpa bakar di hadapan undangan pada kegiatan SLPG di Sampit, Kotim, Kalteng.

SAMPIT – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Republik Indonesia menggelar Sekolah Lapang Petani  Gambut (SLPG) di Sampit, Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah. Peserta diambil dari petani asal Kotim, Kobar, Palangka Raya bahkan dari Kalimantan Selatan. Kegiatan diselenggarakan mulai 21-24 Juni 2022.

“SLPG adalah salah satu cara pembelajaran masyarakat yang dilakukan secara partisipatif di bidang pertanian dalam pengolahan lahan gambut tanpa bakar, di mana para peserta pelatihan mendapatkan ilmu melalui pengalaman mempraktikkan materi pembelajaran di lapangan dan pada demplotnya masing-masing,” ujar Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM RI Suwignya Utama melalui rilis yang diterima redaksi media siber beritasampit.co.id, Selasa 21 Juni 2022.

Dia menjelaskan, SLPG menggunakan metode pendidikan orang dewasa, di mana peserta diberi ruang interaksi yang besar dalam menyampaikan narasi, opini dan pengalamannya dalam melakukan kegiatan pertanian di lahan gambut.

BACA JUGA:  Diduga Akibat Korsleting Listrik, Dua Rumah Warga di Kobes Hangus Terbakar

Suwigno menilai bahwa SLPG sangat penting, karena sekolah lapang menempatkan petani sebagai subjek yang harus diedukasi kesadaran, pengetahuan, serta keterampilannya dalam melestarikan ekologi gambut.

“Sekolah lapang ini juga bertujuan untuk mencetak petani menjadi terampil dari kawasan gambut dan merupakan ujung tombak dalam pelestarian lahan gambut,” ujarnya.

Secara umum, lanjutnya, peserta diharapkan akan lebih memahami regulasi dan kebijakan pengelolaan ekosistem gambut, menguasai teknik komunikasi dan teknik pengolahan lahan tanpa bakar, meningkatkan kemampuan teknik budidaya pertanian di lahan gambut yang adaptif dan ramah lingkungan.

“Peserta SLPG ini merupakan petani terpilih, yang nantinya dihadapkan menerapkan pengelolaan lahan tanpa bakar dan mensosialisasikan ilmu yang diperoleh dalam pelatihan, BRGM mendorong petani untuk mengembangkan tanaman lokal yang adaptif pada lahan gambut, kemudian tanaman hortikultura dan tanaman obat keluarga,” sarannya.

BACA JUGA:  Tim Hukum SS Laporkan Oknum Perangkat Desa, Kades Hingga Ketua PPS Dugaan Pelanggaran Netralitas

Sekadar diketahui, peserta terdiri dari perwakilan Kelurahan Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kobar, Desa Rawa Sari, Kecamatan Pulau Hanaut, Kotim, Desa Seragam Jaya, Kecamatan Seranau, Kotim, Desa Terantang Hilir, Kecamatan Seranau, Kotim.

Kelurahan Marang, Kecamatan Bukit Batu, Kota  Palangka Raya, Kelurahan Tumbang Tuhai, Kecamatan Bukit Batu, Kota Palangka Raya, Kelurahan Bukit Tunggal, Kecamatan Jekan Raya, Kota Palangka Raya.

Selain itu, Desa Teluk Haur, Kecamatan Candi Laras Utara, Tapin, Desa Rintisan, Kecamatan Danau Panggang, Hulu Sungai Utara, dan Desa Tanah Habang Kanan, Kecamatan Lampihong, Balangan, Kalimantan Selatan. Disamping itu, juga menghadirkan kader mahir, kader terampil, dan fasilitator desa BRGM Kalteng.

(ifin/beritasampit.co.id)