
SAMPIT – Perayaan Cap Go Meh atau penutup Hari Raya imlek 2574 di Kelenteng Harmoni Kehidupan, yang merupakan Rumah Ibadah agama Konghuchu Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, berlangsung meriah, Minggu 5 Februari 2023.
Warga keturunan tionghoa tampak memadati Kelenteng tersebut untuk beribadah dan bersilaturahmi sembari mengharapkan berkah dari yang kuasa, dengan bergantinya tahun Macan Air ketahun Kelinci Air ini tetap menjadi harapan perubahan yang lebih baik lagi mencapai untuk kesuksesan.
Wenshi Suhardi menerangkan, pergantian tahun dari macan air ke kelinci air dimaknai lebih banyak hidup dalam kedisiplinan mencari sesuatu.
“Karena kelinci ini adalah hewan cukup cerdik, tahan mental dan tahan uji, serta dapat hidup beradaptasi dengan segala kondisi. Harapannya ditahun kelinci ini kehidupan jauh lebih baik dari sebelumnya,” jelas Suhardi.
Ditambahkan setelah sekitar dua tahun tidak bisa merayakan imlek dengan menampilkan atraksi batongsai akibat Pandemi Covid-19 yang melanda bangsa ini, ditahun ini sudah bisa kembali normal dan berharap terus berkelanjutan.
“Kita menginginkan setelah lewat pandemi ini ekonomi kembali pulih, kegiatan kembali normal dari berbagai sektor baik itu ekonomi, budaya, sosial dan politik bisa kembali pulih berjalan seperti biasa sehingga bangsa negara kita dapat lebih maju,” ungkapnya.
Di tahun kelinci air ini yang harus dijaga adalah keharmonisan, kerukunan dan kedamaian, karena menurht Suhardi yang dikuatirkan ada banyak gesekan-gesekan yang memicu intoleransi dan lain sebagainya.
“Ujaran kebencian harus kita hindarkan, sehingga kita bisa hidup damai berdampingan secara bersinergi dengan satu dan lainnya,” katanya
Selain itu, karena tahun 2023 ini juga mulai masuk tahun politik, maka kebebasan berpolitik juga harus dijalankan dengan penuh demokrasi dan damai
“Pilihan boleh berbeda, tapi kita tetap saudara sebangsa dan setanah air tanpa melihat suku, agama dan ras,” paparnya.
“Kami berharap warga tionghua khususnya umat konghucu senantiasa menjaga kerukunan, keharmonisan dengan yang lain sehingga tidak terpecah belah oleh adanya hal-hal yang memicu intoleransi atau disharmonis,” pungkasnya. (ilm)