Bekerja Sebagai “PERS“ Paling Unik di Dunia

Maman Wiharja. 

Oleh: Maman Wiharja (Wartawan Senior – beritasampit.com )

Penulis, mulai mengenal dunia wartawan sejak tahun 1970, karena setelah lulus dari SMP2 Kabupaten Ciamis Jawa Barat (Jabar), sekitar satu bulan kemudian langsung  ikut kaka perempuan yang ke 2 bekerja di Apotel Abadi Jalan Dalem Kaum Bandung.

Penulis waktu di Bandung, sempat bekerja di Balai Wartawan PWI Cabang Jawa Barat Jalan Asia-Afrika Bandung selama 3 tahunan atau sampai 1973, dan penulis kalau malam hari, ikut bantu-bantu ‘Ngommak’ dari kata ‘Opmaker’ (menyusun), huruf-furuf yang dijadikan kalimat, dari cairan timah panas dipercetakan Jalan Braga Bandung, saat Majalah Aktuil (Majalah gaul anak muda tahun 1970) yang Pemimpin Redaksinya dipegang Remy Silado, seniman Kondang di Bandung.

Dan sehari-harinya saat bekerja di PWI, tentu saja penulis banyak melayani para wartawan, sehingga penulis jadi mengetahui semua selak beluk jadi wartawan. Waktu tahun 1973 penulis masih memiliki ijazah SMP, karena penulis ingin jadi wartawan, penulis langsung pergi ke kakak kandung yang keempat di Cikampek Kabupaten Karawang .

Pada bulan Juli 1974, penulis disekolahkan oleh kakak di SMP Negri Cikampek, karena kakak pindah ke Cirebon, penulis pun tahun tahun 1974 sampai tahun 1976 lulus SMA Negri 2 Cirebon.

Waktu itu sesudah lulus SMA, penulis sempat lupa dengan dunia kewartawanan. Tapi, saat penulis bekerja sebagai ’Surveyor’ di PT.Sucofindo (Superitending Company Of Indonesia), kantor Cabang Cirebon, yang bergerak di bidang jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi, pelatihan dan konsultansi, dalam sektor pertanian, kehutanan, pertambangan (Migas dan Nonmigas), konstruksi, industri pengolahan, kelautan, perikanan, pemerintah, transportasi, sistem informatika dan energi terbarukan.

BACA JUGA:  PT KPC Menjadi Terobosan Baru Pengembangan Hilirisasi Industri di Kalteng Mendapat Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI (Bagian 1)

Kemudian penulis jadi teringat ke dunia wartawan, karena saat bekerja di PT.Sucofindo, penulis saat ditugaskan  survey di Gudang Bank Exim Cirebon, tidak jauh dari Pelabuhan Cirebon, menemukan kasus yang cukup besar yakni ditemukan ribuan ton beras ‘Dolog’, dalam karung yang sudah jadi tepung dan bau ‘tidak sedap’.

Waktu itu, penulis diam-diam mengarang berita ribuan ton beras Dolog yang ditimbun digudang jadi tepung. Berita setelah diketik terus pakai amplop dikirim ke Kantor Harian Umum (HU) Mandala Jalan Bancey Bandung, melalui Kantor Pos. HU.Mandala Bandung, di Jabar salah satu media harian/koran yang paling berani memberitakan, berbagai kasus yang tidak benar.

Tiga hari kemudian, saat penulis membeli koran eceran HU. Mandala, ternyata berita penulis berjudul ‘Ribuan Ton Beras Dolog Dalam Karung Ditemukan Jadi Tepung dan Membusuk ‘, dimuat halaman depan (headline), dan gegerlah kalangan penjabat di Pemda Kotamadya, khususnya jajaran Kantor Dolog Wilayah III Cirebon.

Bahkan, saat itu jajaran PWI Cabang Wilayah III Cirebon yang membawahi (Kotamadya Cirebon, Kabupaten Cirebon, Kuningan, Indamayu dan Kabupaten Majalengka), sempat kebakaran jenggot, karena tidak tahu siapa sebenarnya yang menulis berita tersebut dengan kode penulis (MSW) (Maman Suherman Wiharja). Sejak  itulah penulis memiliki kebanggaan tersendiri, karena tulisan berita penulis setelah bisa diterbitkan di ‘Surat Kabar’, bisa menghebohkan Cirebon.

BACA JUGA:  PT KPC Menjadi Terobosan Baru Pengembangan Hilirisasi Industri di Kalteng Mendapat Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI (Bagian 2/Selesai)

Kemudian penulis mengundurkan diri bekerja di PT.Sucofindo, bahkan saat sudah 3 tahun kuliah di Unswagati (Universitas Swadaya Gunung Jati) Cirebon, di FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) jurusan Bahasa Indonesia ditinggalkan begitu saja, karena menggeluti dunia wartawan di HU.Mandala Bandung mulai tahun 1985, dan sampai sekarang penulis masih aktif menjadi wartawan di beritasampit.com.

Memang bangga bagi penulis jadi wartawan yang ‘sejati’, dalam artian terus aktif menulis, dan bisa bekerja sebagai wartawan diberbagai media (kalau sebelumnya yang bersangkutan tidak kena kasus). Seperti penulis sempat jadi wartawan HU. Sinar Pagi Jakarta, dan terakhir Wartawan HU. Media Indonesia 6 .

Kemudian kebanggaan lainnya bagi penulis, dimasa tua ini (71 tahun) penulis tetap semangat  menulis berita, karena saat ini teknologi informasi  semakin canggih, dampaknya antara lain untuk mencari berita tidak harus banyak keluar rumah, cukup konfirmasi kepada nara sumber melalui HP dari meja computer. Dan berita-berita lainnya, sudah dirilis baik oleh Pemda maupun lembaga lainnya, lengkap dikasih fotonya.

Itulah sekelumit, awal penulis jadi wartawan hingga sekarang, dan acara HPN Ke 77 Tingkat Provinsi Kalteng yang ke 2 kali digelar, 7 Agustus 2023 di Kabupaten Lamandau, menjadi salah satu ‘Penyemangat’, kerja tugas sebagai wartawan , khususnya bagi seluruh anggota PWI Kalteng. SEMOGA.