SAMPIT – Masyarakat kawasan Baamang Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) berharap agar segera dilakukan pengerukan sungai yang dangkal segera dilaksanakan oleh pemerintah.
Isna, salah satu warga Baamang Barat menuturkan seperti salah satunya kondisi Sungai Baamang yang sudah terjadi pendangkalan, tertutup karena ditumbuhi rumput, lumpur dan tanah mengendap didasar sungai.
Sungai Baamang merupakan sungai yang terletak di samping Puskesmas Baamang II Jalan Tjilik Riwut Km4,5, terus kearah Timur hingga muaranya menuju Sungai Mentaya.
“Jika sungai dangkal maka potensi banjir juga besar, sementara perumahan semakin banyak di sekitar Sungai Baamang ini,” ungkapnya, Jumat 11 Agustus 2023.
Ia menambahkan terlebih pemerintah sudah mengadakan ekskavator ampibi sehingga harusnya bisa segera dilaksanakan pengerukan sungai-sungai kecil yang ada di Sampit.
Diberitakan sebelumnnya, Pemkab Kotim sudah mengadakan ekskavator ampibi dan diuji coba oleh Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Perumahan Rakyat dan Kawasan Pemungkiman (DPUPRKP) Kotim, disaksikan Bupati Kotim Halikinnor, Jumat 30 Juni 2023.
Uji coba tersebut berlokasi di muara Sungai Pamuatan (anak sungai Mentaya), Kelurahan Baamang Hilir, Kecamatan Baamang, Kabupapaten Kotawaringin.
“Alat berat ini bisa berputar dalam posisi yang agak sempit, jadi tidak perlu area luas alat ini sudah bisa berbalik,” ucap Halikin.
Ekska berbobot 8 ton dengan harga 5,3 miliar rupiah itu akan digunakan untuk mengeruk sungai dangkal yang ada di Sampit, mulai dari bagian hulu, alur sungai hingga hilir atau muara sungai sehingga aliran air menjadi lancar.
“Pendangkalan sedimen lumpur membuat sungai kecil di Ketapang maupun Baamang menjadi tidK maksimal mengalirkan air ke sungai Mentaya hingga bisa menyebabkan banjir,” pungkasnya. (Nardi)