
SAMPIT – Ribuan jemaah dari berbagai daerah menghadiri haul Syeh Abu Hamid Bin Syekh Haji Muhammad As’at (Buyut Datuk Kalampaian) Kalimantan Selatan, bertempat di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Sabtu 2 September 2023.
“Untuk kegiatan alhamdulillah berjalan lancar,” kata Ketua Panitia Haul Ustaz Syarifuddin.
Dari ribuan warga yang hadir selain dari Desa Ujung Pandaran dan Kota Sampit, jemaah yang datang juga banyak dari Kabupaten lain seperti Kandangan, Rantau, Martapura dan Gambut dari Provinsi Kalimantan Selatan, selain itu dari Kabupaten Seruyan.
“Konsumsi jemaah dari kami panitia menyiapkan sekitar 1.500 konsumsi, ditambah dengan bantuan dari warga setempat yang dengan sukarela memberikan makanan secara gratis kepada para jamaah,” ungkap Ustaz Syarifuddin.
Dijelaskan, Haul Syekh Abu Hamid ini digelar baru dua tahun secara besar-besaran sejak dipindahkan makam tersebut ke Kampung Ujung Pandaran.
“Haul Syekh Abu Hamid ini akan dijadikan agenda tahunan setiap masuk bulan safar, tujuannya agar masyarakat mengingat kematian biar ada remnya juga hidup ini, yang kedua biar kita tahu juga tentang perjuangan dakwah para tokoh-tokoh agama zaman dulu, seperti beliau ini yang kami hauli,” jelasnya.
Ustaz Syarifuddin menerangkan, datu Ujung Pandaran ini adalah buyut dari Kalampaian yang mana pernah berguru langsung Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari.
Syekh Abu Hamid sendiri telah diperintahkan untuk menyebarkan Islam ke Kalimantan Barat (Kalbar), lalu akhirnya setelah sekian lama di sana dirinya rindu kampung halaman, tetapi di perjalanan pulang akhirnya mendapatkan takdir wafat di Desa Ujung Pandaran.
Kegiatan haul ini juga dihadiri Asisten III M Saleh mewakili Bupati Kotim Halikinnor, tokoh agama, tokoh masyarakat serta dihadiri juga Ketua Yayasan Zuriat Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dari Kalsel.
Sementara itu sekedar diketahui, Makam Syekh Haji Abu Hamid yang akrab dipanggil Masyarakat Kotawaringin Timur Kubah Keramat, merupakan makam yang kini kelestariannya menjadi perhatian oleh Pemerintah Kabupaten Kotim, dan untuk memberi kenyamanan para peziarah, pemerintah telah membangun lokasi makam lebih megah ditambah juga sejumlah fasilitas bangunan lainnya.
Melihat animo masyarakat yang cukup tinggi mengunjungi makam tersebut, bukan hanya wisatawan lokal baik itu dari Kalimantan, namun juga dari Pulau Jawa, khususnya pada hari libur seperti Sabtu dan Minggu, Pemkab pun berupaya melakukan pembenahan terutama infrastruktur jalan menuju kubah tersebut. (ilm)